Biasalah, menjelang akhir tahun, orang-orang biasanya akan merefleksikan kejadian sepanjang tahun. Saya pun demikian.
PilGub
Awal 2017, kondisi Indonesia, terutama di ibukota, cukup memanas. Apalagi kalau memelototinya dari media sosial. Sebabnya jelas: PilGub Jekardah. Ya, PilGub memang telah memecah ummat ibukota; bahkan sampai ke luar ibukota.
Catat yah: yang memecah ummat Ibukota itu adalah PilGub, bukan yang lain. Tapi yang menarik, di ujungnya, justru Hizbut Tahrir Indonesia yang dibubarkan, bukan PilGub. Eh, ndak nyambung yah. Sudahlah!
Mesum
Potret mesum Indonesia pada 2017 ditutup dengan ngeri-ngeri sedap: Alexis diobok-obok; pengunjungnya yang konon banyak pejabat akan dirilis. Tapi syukurlah rilis tidak jadi dilakukan. Atas nama privasi, dilarang mengumbar aib orang lain. Saya sangat sepakat itu. Ruhut Sitompul juga sepakat.
Kalau pun ada yang protes: Habib yang diduga chat mesum saja dirilis, masa pelanggan Alexis yang nyata-nyata mesum tidak dirilis? Jawabannya sederhana saja: Si Habib lagi apes.
Awal 2017 menjadi saksi rekonsiliasi sepakbola Indonesia dengan digelarnya Liga1. Sayangnya, gairah Liga1 berakhir antiklimaks. Sebabnya: Bhayangkara juara bukan dari permainan di atas lapangan, tapi dari meja Komdis PSSI.
Demi Raisa, Isyana, dan Ratu Tisha, semoga kejadian lucu tersebut tidak terulang di Liga1 musim 2018. Karena di Liga Futsal yang kantor saya gelar pun, kejadian tersebut tidak mungkin terjadi. Hehe... Â