Mohon tunggu...
Fachri Fahrezy
Fachri Fahrezy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dibuat untuk memenuhi tugas kuliah jurnalistik

NIM : 20107030080 MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bidik dengan Tepat, Jangan Sampai Meleset

6 Mei 2021   03:57 Diperbarui: 6 Mei 2021   03:58 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rencana kehidupan /viva.co.id

Mengingat umur manusia yang selalu bertambah, alangkah baiknya kita selalu mengingat waktu dan usaha yang kita lakukan di dunia ini. Perjuangan hidup yang diwarnai keluh kesah ataupun suka dan duka adalah hal yang biasa terjadi bagi seorang manusia. Ditambah lagi keadaan yang kadang tidak menguntungkan dan kadang merasa menjadi yang paling hoki di antara semua orang. Hidup kadang seperti roda pedati yang selalu berputar, kadang di atas dan kadang di bawah, memanglah proses hidup yang harus dijalani manusia, entah itu akan berujung indah ataupun seperti yang tidak pernah kita inginkan terjadi, semua itu tergantung takdir dan usaha kita sendiri.

Banyak orang berpikir kita harus dewasa dulu baru merencanakan kehidupan yang lumrah, sebenarnya tidak, dari kecil kita sudah diajari tentang cita --cita dan cara untuk menggapai cita --cita kita tersebut, sehingga tidak ada salahnya untuk merencanakannya sejak kecil. Sekarang kita yang sudah masuk ke proses pendewasaan diri ini setidaknya memiliki sebuah pikiran tentang rencana hidup yang akan dialami dan dinikmati nanti, baik tentang pekerjaan, kehidupan sosial, bahkan bentuk rumah yang diinginkan nantinya di masa depan. Pikiran seperti ini tidak terlepas dari cita --cita yang kita idam --idamkan dulu, entah cita --cita tersebut telah berubah atau tetap membidiknya sampai dapat.

Perencanaan hidup tidak hanya semata --mata tentang kesenangan nanti saat dewasa, melainkan bagaimana bertahan hidup di masa depan nanti dan bagaimana cara kita menggambarkan masa depan nanti. Saat ini kita telah dihadirkan dengan banyaknya problematika kehidupan entah itu dari dalam lingkungan keluarga maupun pengaruh dari luar. Contohnya saja pengaruh dari visrus Covid-19 ini, dari penjuru dunia bagian barat sampai dunia bagian timur merasakannya, baik dari segi ekonomi sampai ke segi sosial yang semuanya terpengaruh dari adanya bencana tersebut, beberapa kelompok merasa hal itu merupakan tendangan keras bagi mereka, sehingga mereka membutuhkan uluran tangan dari orang lain untuk membantu mereka berdiri.

Pada saat kita masih di bangku sekolah menengah atas atau SMA dulu kita sudah diberi pilihan untuk menentukan masa depan, entah itu dari pemilihan penjurusan ataupun keaadan saat ujian telah datang. Kita selalu bersiap --siap untuk menghadapi keduanya, dari persiapan itu sebenarnya kita telah diajari tentang melakukan perencanaan, contohnya saja kita selalu belajar untuk menghadapi ujian agar nilai bagus natinya, lalu ada lagi yang biasa saja tentang ujian dan hanya berpasrah diri, dan ada yang melakukan cara curang dengan menghalalkan segala cara agar dapat lulus atau mendapat nilai yang bagus, semua itu adalah bentuk dari perencanaan, baik buruknya hanya kita pribadi yang dapat menilai.

Semua perencanaan mesti dilakukan demi sebuah target yang dicapai. Target di dalam kehidupan kita pribadi yang berhak menentukan, seperti ada yang tamat SMA langsung bekerja agar tidak menambah beban orang tua, ada juga yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi agar nantinya mudah mendapatkan pekerjaan, bahkan ada yang melakukan pendidikan sambil bekerja demi memenuhi keinginan orang tua dan diri sendiri. Sebenarnya semua jalan yang ditempuh demi target di dalam hidup itu adalah benar bagi kita yang melakukan tetapi entahlah dengan pikiran orang lain, kita hanya perlu membuktikan bahwa kita bisa melakukannya dan memenuhi target kita.

Target di dalam hidup seperti membidik sasaran, jika bidikan kita meleset kita hanya perlu melakukan tembakan lainnya, jika kita kehabisan peluru yang diumpamakan sebagai rencana telah habis kita hanya perlu melakukan isi ulang rencana, jangan biarkan ada yang menghalangi, terjang semua dan biarkan mereka semua melihat bahwa target yang kita bidik telah tepat sasaran. Karena semua yang tepat sasaran memiliki kenikmatan yang tersendiri bagi seseorang. Nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan sehendaknya diiringi rasa syukur dan tidak lupa menjalankan kewajiban kita sebagai umat beragama. Keberadaan kita, keberadaan takdir kita, dan seluruh prosesnya adalah jalan yang diberikan oleh Tuhan, kita hanya perlu menikmati dan mengiringinya dengan doa serta usaha.

Manusia adalah makhluk hidup yang tidak mengenal kata puas. Kita adalah makhluk hidup tersebut, yang sebagaimana manusia jika telah memenuhi satu target dalam hidupnya mereka pasti menginginkan lebih atau menandai target lain. oleh karena itu kita manusia harusnya disebut makhluk yang pantang menyerah, demi tujuan hidup kita harus terus bergerak hingga nanti saatnya kita bisa menuai semua yang kita tanam dengan jerih payah kita, entah waktu yang akan datang tersebut nantinya saat kita mulai berkeluarga ataupun saat masa tua nantinya. Yang kita perlukan hanya percaya diri dengan usaha yang kita lakukan nantinya.

Tidak ada usaha yang terbuang percuma, usaha yang gagal itu adalah sebuah batu loncatan bagi seseorang, tidak membuat kita terhenti dan terhalang. Kita sebagai makhluk yang diberi kecerdasan sehendaknya mengetahui hal itu dan berusaha untuk berhasil. Jiak gagal lagi, coba lagi, begitu ucap para pekerja keras. semua  yang kita jalani memliki hikmah, yang ujung --ujungnya membuat kita tersenyum sendiri dan melakukan hal yang lebih baik lagi demi masa depan. Keberadaan kita didunia ini bukan semata --mata untuk menua dan mati begitu saja, keberadaan kita di dunia ini ada maksudnya dan kita mestinya percaya akan hal itu dan menjadikan segala prosesnya sebagai pembelajaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun