Mohon tunggu...
Faaiqahfay
Faaiqahfay Mohon Tunggu... Mahasiswa - 𝑪𝒂𝒍𝒐𝒏 𝑱𝒖𝒓𝒏𝒂𝒍𝒊𝒔, 𝑪𝒂𝒍𝒐𝒏 𝑭𝒐𝒕𝒐𝒈𝒓𝒂𝒇𝒆𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑻𝒓𝒂𝒗𝒆𝒍 𝒃𝒍𝒐𝒈𝒈𝒆𝒓

Mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di daerah DKI Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Strategi Media TV di Era Industri 4.0

7 Mei 2021   04:37 Diperbarui: 7 Mei 2021   04:53 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hootsuite ( We are social : Indonesian Digital Report 2020)

Jakarta - Masyarakat khususnya generasi muda, tidak lagi mengkonsumsi media massa dan beralih ke media sosial. Dengan kebangkitan media sosial maka akan menjadi pertanyaan apakah memang media massa akan runtuh? Akselerasi kemajuan teknologi sangat cepat, teknologi berkembang dan selalu berkembang. Kemudian dari sisi internet, sekarang banyak provider yang menyediakan layanan internet dan semakin bersaing.

Kemajuan teknologi dan masyarakat :

  • Akselerasi kemajuan dan teknologi yang luar biasa mengubah perilaku masyarakat dalam mengosumsi informasi
  • Pola persebaran informasi juga berpindah dari media konvensional ke media sosial
  • Perilaku ini khususnya terjadi pada generasi Y dan Z, dua generasi yang lahir dan tumbuh di era internet dan siber
  • Dengan pola pikir yang sudah sangat digital berbasis teknologi tinggi, mereka hampir tak lagi membutuhkan pers konvensional.

Dari 275 juta penduduk di Indonesia sekitarnya sudah terbiasa menggunakan telepon genggamnya untuk koneksi ke internet, artinya sedemikian banyak sudah terbiasa mengakses internet melalui handphone kapanpun dan dimanapun. Hampir tidak ada lagi anak-anak muda membaca koran, mendengarkan radio dan menonton televisi, karena sudah berpindah ke media sosial.

Memasuki era 4.0, tidak sedikit media cetak (koran, tabloid, majalah) gulung tikar, karena mereka tidak bisa bertahan lagi dengan kondisi yang sekarang dengan upah yang menurun, harga produksi surat kabar makin meningkat, maka memaksa untuk gulung tikar. Sebagian media massa, media cetak yang bertahan mungkin mereka akan melakukan efisiensi dengan berbagai cara misalnya dengan menyiasati terbitannya atau melakukan efisiensi terhadap karyawannya. Hal yang sama akan terjadi juga dengan media elektronik (radio dan televisi), meski belum gulung tikar namun mereka melakukan efisiensi di segala bidang, namun kalau radio tidak ber-inovasi tidak akan didengar lagi oleh masyarakat khususnya anak muda. Demikian juga dengan televisi, faktanya sekarang banyak yang melakukan rasionalisasi terhadap karyawannya.

Kemajuan teknologi memudahkan masyarakat mengakses informasi, informasi dapat diakses kapan dan dimana saja tanpa harus menunggu surat kabar terbit, radio dan televisi yang mengabarkan berita. Media konvensional bersifat satu arah,sedangkat media sosial bersifat dua arah. Aktivitas masyarakat yang semakin tinggi membutuhkan kepraktisan mengakses informasi (mudah, cepat dan murah).

Mengapa banyak masyarakat yang beralih ke media sosial?

  • media sosial bersifat dua arah
  • dapat memilih informasi dan hiburan yang dibutuhkan
  • tidak bergantung lagi pada perusahaan pers yang selama ini secara sepihak menguasai penyebaran informasi
  • masyarakat tidak hanya sebagai konsumen tapi bisa juga menjadi produsen
  • media sosial semakin murah, perangkat dengan teknologi semakin murah, kuota dari provider semakin bersaing.

Beberapa hal juga menjadi alasan masyarakat memanfaatkan media sosial, banyak hal dari mencari informasi, menyebarkan informasi, bertukar fikiran, bertukar ide, bahkan personal branding pun bisa dilakukan oleh sendiri kepada masyarakat, bekerja sama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berdikusi, berdebat, serta menemukan orang dan teman bahkan pasangan.

Screen Rant
Screen Rant
Yang bisa dilakukan media massa adalah memberikan layanan on Demand, layanan yang menyediakan barang atau jasa ketika konsumen sedang menginginkannya, layanan ini diantaranya menyediakan film atau serial televisi melalui sebuah platform yang dapat ditonton oleh pelanggannya kapan dan dimanapun (Netlix, Disney+ Hotstar, Hulu). Kepopuleran layanan video on demand mempengarui layanan konvensional lainnya, yakni pertelevisian. Penjualanan layanan streaming melalui video on demand meningkat 11 % secara global, sedangkan pendapatan televisi konvensional secara global menurunhingga 6 %. Rata-rata waktu yang dihabiskan konsumen di Indonesia untuk menonton televisi tidak berubah, sementara waktu yang dihabiskan untuk menggunakan internet semakin naik. Layanan on demand dapat dilakukan oleh media cetak, dengan menerapkan e-paper, koran elektronik. Sementara media audio populer dengan aplikasi Podcast atau Sinar, Podcast merupakan file audio yang diunggah di Internet dengan tujuan untuk didengarkan oleh banyak orang. Layanan yang menyediakan file audio semakin populer, misalnya Spotify, Noice, RCTI+, dll.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun