Mohon tunggu...
Ezra Joshua
Ezra Joshua Mohon Tunggu... Editor - Namanya Ezra

Penulis Dari Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penambangan Ilegal di Konawe Utara

10 Mei 2021   14:14 Diperbarui: 10 Mei 2021   14:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tanah adalah salah satu bagian dari bumi yang bisa menjadi media tumbuh tanaman seperti pepohonan, taumbuhan liar dan lain-lain. Tanah juga memiliki sifat yang dinamis dan cenderung mengalami perubahan seiring perubahan iklim. Tanah juga bisa berhubungan dengan udara maupun air. Hal ini menyebabkan jika tanah mengalami kerusakan maka ada kemungkinan besar udara dan air mengalami kerusakan begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, apa penyebab kerusakan tanah itu sendiri?

Kerusakan tanah itu diakibatkan kegiatan manusia yang merusak lingkungan hidup mereka sendiri. Hal ini dapat terjadi karena keegoisan manusia untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini dilakukan tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi karena akibat yang akan terjadi tentunya akan menganggu keberlangsungan hidup mahluk hidup lainnya dan bahkan manusia itu sendiri. Kerusakan tanah itu sendiri juga berdampak pada lingkungan sekitarnya seperti air dan udara yang msungkin diakibatkan juga oleh bahan-bahan berbahaya ketika manusia melakukan aktivitas tertentu. Contohnya saat melakukan penambangan tanah secara besar-besaran dan ilegal. 

Di dalam data tersebut diperlihatkan kasus tertinggi adalah pada tahun 2013 yang mencapai angka 400 kasus atau tepatnya ada 403 kasus penambangan secara ilegal dan menurun setiap tahunnya. Dari tahun 2014 dengan jumlah kasus sebanyak 317 kasus dan turun lagi pada tahun 2015 dengan jumlah kasus sebanyak 173 kasus. Walau jumlah kasus semakin lama semakin menurun, tidak menutup kemungkinan akan terus ada penambangan ilegal yang tidak bertanggung jawab.

Baru-baru ini ada kasus yang menimbulkan kasus penambangan ilegal pada tahun 22 Februari 2020, polisi dari daerah Konawe Utara menemukan penambangan ilegal disana yang dilakukan oleh perusahaan PT Naga Bara Perkasa. Yang ditambang adalah berupa ore nikel atau biji nikel sebesar 300 ton dari hasil penambangan tersebut. Juga terbukti perusahaan PT Naga Bara Perkasa sudah lama melakukan pertambangan ilegal ini dan menjual ore nikel secara ilegal karena tidak ditemukan dokumen resmi pengolahan biji nikel, menggunakan lahan di kawasan hutan dan melakukan penambangan menggunakan alat berat tanpa izin resmi juga. Sampai sekarang polisi di Konawe Utara masih berusaha untuk menyelidiki kasus ini dan menetapkan tersangka petinggi perusahaan tersebut dan juga menyita barang-barang ilegal lainnya. Penambangan ini terbilang ilegal karena dekat dengan perdesaan/penduduk di sekitat konawe utara yang tentunya merugikan penduduk disana dan banyak pohon-pohon yang tentunya ditebang. 

Kasus ini adalah salah satu kasus penambangan ilegal yang terjadi di Indonesia dan tentunya masih banyak lagi. Padahal penambangan ilegal itu beresiko tinggi mulai pada resiko penangkapan oleh pihak berwajib dan lingkungan hidup beserta mahluk hidupnya. Pertanyaannya mengapa penambangan yang berlebihan itu berbahaya dan akan berdampak buruk untuk mahluk hidup dan lingkungan itu sendiri? Hal ini dikarenakan beberapa faktor mulai dari bagi mahluk hidup itu sendiri. Penambangan biasanya membuat debu tambang, tumpahan bahan kimia, asap beracun, dan bahkan radiasi yang menyebabkan penyakit berbahaya seperti paru-paru hitam, dan Sikolosis. Hal itu dapat terjadi mengingat bahwa penambangan yang dilakukan adalah penambangan ilegal yang tentunya membuktikan kalau melakukan penambangan di area tersebut bukanlah hal yang tepat atau bisa jadi memang tempat yang berbahaya.

Apa yang terjadi terhadap tanah dan lingkungan sekitarnya jika terjadi penambangan terus menerus? Bisa saja air tercemar akibat pertambangan tersebut. Karena pertambangan memperlukan jumlah air yang besar sehingga menyisakan sedikit air bersih setelah melakukan penambangan. Saat melakukan penambangan, air sangat diperlukan dalam jumlah yang banyak dan meninggalkan limbah-limbah yang mencemari sumber air. Menurut Hispanian.org, " Walaupun semua operasi tambang cenderung mencemari air, namun kebanyakan masalah yang paling besar datang dari kegiatan perusahaan-perusahaan besar. Air permukaan dan air tanah di lokasi-lokasi tambang dapat tercemar selama bertahun-tahun kemudian. Karena air habis digunakan, lahan dapat mengalami kekeringan dan tidak dapat digunakan untuk pertanian atau menggembala ternak." Dari sini kita lihat bahwa air bisa saja terkontaminasi jika melakukan penambangan besar-besaran yang tentunya juga dapat merugikan masyarakat yang berada di sekitar tempat itu.

Yang menyebabkan penambangan menjadi berbahaya karena beberapa bahan kimia yang berbahaya seperti Sianida, asam sulfur, dan pelarut-pelarut untuk memisahkan mineral dari bijih batu (ore), asam nitrit, Amonium nitrat dan minyak bahan bakar yang digunakan untuk meledakkan terowongan bawah tanah, Unsur logam-logam berat seperti merkuri, uranium dan timbal, Bensin, minyak disel, dan asap pembuangan dari kendaraan-kendaraan dan peralatan-peralatan, Asetilen (gas karbit) untuk pengelasan dan penyolderan.

Selain itu ada komponen berbahaya dalam melakukan penambangan, seperti Drainase asam tambang terjadi ketika air dan udara bercampur dengan sulfur dari lapisan bawah tanah (sulfida) untuk membentuk cairan asam yang melarutkan logam-logam berat dan limbah tambang beracun lainnya. Campuran beracun ini mengikis batu-batuan dan meresap ke dalam tanah, air tanah, sungai-sungai, dan danau-danau. Mulanya, mungkin terlihat beberapa tanda-tanda gangguan, tapi lama kelamaan racun dalam air membuat orang, tanaman, ikan dan hewan-hewan sakit. Pembuangan cairan asam tambang merusak kehidupan di sepanjang sungai yang letaknya di bagian hilir tambang selama ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun mendatang. Setiap operasi tambang dapat menciptakan buangan asam tambang. Karena hampir tidak dapat dihentikan maka sebelum membuka sebuah operasi tambang, perusahaan-perusahaan tambang harus membuktikan bahwa nantinya tidak akan ada pembuangan asam tambang. Selain itu asam tambang itu mengandung sulfida untuk membuat hujan asam akibat air yang terkontaminasi juga.

Cara mengatasi hal tersebut mungkin meminta pemerintah menjaga lingkungan yang seharusnya tidak untuk melakukan penambangan, melihat keamanan lokasi penambangan, memberikan gaji kesehatan untuk jaminan kesehatan penambang, memperbaiki lahan yang rusak, memperbaiki saluran air, membuang bahan beracun dalam penambangan, penambangan yang bertanggung jawab, sebuah rencana penutupan tambang, perbaikan lahan, dan penyediaan lapangan kerja yang aman dan berkelanjutan bagi mereka yang pernah bekerja di tambang.

Penambangan sebenarnya bisa dilakukan dengan baik dan aman asal tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Akan tetapi masih banyak perusahaan yang ingin lebih karena itu mereka menggunakan bahan berbahaya untuk melakukan penambangan lebih efesien dan cepat. Padahal bahan-bahan berbahaya itu bisa merugikan diri sendiri dan merusak bumi kita. Hal itu seperti merusak rumah kita, jika rumah kita rusak mau kemana lagi? Karena itu kita harus saling mengingatkan dan mengetahui yang benar dan yang salah sehingga kita bisa bekerja dengan jujur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun