Kalimat tersebut akan lebih dimengerti oleh semua lapisan masyarakat jika diganti menjadi: Saya selalu peduli dan memberi penghargaan kepadanya.
Boleh saja kita berbicara dan menulis secara “campur aduk”. Misalnya seperti contoh pada judul tulisan ini. Tetapi kita harus melihat waktu dan tempat. Jika lawan bicara kita masyarakat terpelajar, tidak menjadi masalah. Tetapi jika yang kita hadapi masyarakat pedesaan dan kurang pendidikan, maka pesan-pesan kita pasti sulit dimengerti mereka.
Jika kita mengikuti seminar, atau loka-karya, mereka yang hadir pasti dari kalangan terpelajar. Lebih-lebih persoalan yang kita bahas sekitar ilmu dan teknologi, maka mau tak mau, pembicaaran hadirin akan terlibat pada kata-kata atau istilah-istilah bahasa asing.
Namun kita akan lebih bijaksana jika lebih suka membiasakan bertutur, atau menulis, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan cara demikian berarti kita mencintai dan menghormati bahasa nasional kita sendiri.
Harap maklum, kita sedang memperjuangkan agar Bahasa Indonesia dapat dijadikan bahasa internasional lewat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), mendampingi Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan bahasa asing lain yang sudah diresmikan oleh PBB. Hal itu sangat mungkin sebab Bahasa Indonesia lebih mudah dibanding dengan bahasa asing, misalnya Bahasa Inggris. Sebab Bahasa Indonesia tidak mengenal waktu sekarang, waktu yang telah lewat, dan waktu yang akan datang. Misalnya hari ini saya makan, kemarin saya makan, besok pagi saya makan. Juga kata-kata Bahasa Indonesia tidak mengenal jenis kelamin. Selain itu jumlah penutur Bahasa Indonesia di dunia, saat ini, jumlahnya sudah banyak. Kecuali di bidang sastra, ada sejumlah benda yang dianggap berjenis kelamin wanita atau pria. Misalnya bapa angksa, ibu pertiwi, bulan (rembulan) dimasukkan jenis wanita, atau matahari digolongkan berjenis laki-laki.
Banyak sudah kata-kata Bahasa Inggris yang akrab di masyarakat Indonesia, misalnya oke, yes, no, thank you, good morning, dan sebagainya. Namun banyak pula kata-kata bahasa asing yang masih asing di telinga masyarakat kita. Contoh aware, reward, dan sebagainya.
Sebaiknya aware diganti saja dengan kata dari bahasa nasional kita. Dalam Bahasa Indonesia,makna kata aware cukup banyak. Misalnya:
aware: (1) sadar; sadari; menyadari; sadar akan; (2) tahu; mengetahui; diketahui; (3) peduli; (4) insyaf, Dari kata aware lahir kata: aware of (menyadari) , aware to (sadar untuk); be aware (menyadari); be aware of (menyadari); be not aware of (menjadi tidak sadar); tidak sadar akan; being aware of (menyadari); dan sebagainya.
Sedang kata apresiasi diserap dari Bahasa Inggris appreciation,maknanya: (1) apresiasi; (2) penghargaan; (3) penguatan; (4) pujian; (5) penghayatan;dan sebagainya.
Perbendaharaan kata yang dimiliki Bahasa Indonesia saat ini cukup banyak. Oleh sebab itu , jika berbicara atau menulis, utamakan dulu kata-kata Bahasa Indonesia, bahasa persatuan kita. Cintai, hormati, dan pelajari baik-baik Bahasa Indonesia, dan juga bahasa asing. Namun jangan sampai berbahasa “gado-gado”. Cara berbahasa Anda akan menunjukkan martabat dan derajat Anda! Mohon maaf bila tulisan ini membuat hati Anda tidak nyaman. Namun itulah cara yang terbaik untuk membuat Anda lebih unggul dan berbobot!Kritik dan saran dari Anda, selalu saya nantikan. Biarpun usia saya sudah uzur, saya masih bergairah untuk belajar … dari Anda!
Aware artinya (1) sadar; sadari; menyadari;(2) tahu; mengetahui; diketahuinya; (3) peduli; (4) insyaf dan sebagainya.
Appreciation – diserap dari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia menjadi apresiasi. Arti kata ini antara lain adalah: penghargaan; pujian; pemahaman; pengenalan; pengertian dan sebagainya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI