Sebagai salah satu pendapatan negara, kegiatan ekspor merupakan kegiatan memindahkan barang dari satu Negara ke Negara lain. Salah satu penopang bisnis ekspor kita yang terbesar masih bidang oil dan gas.
Menempati posisi pertama ekspor Indonesia ini lebih mengekplorasi hasil bumi. Berikut nya hasil alam, kelapa sawit, tekstil dan Batubara.
Sebagai gambaran ekspor Indonesia per Juli 2017 meningkat 16.83% dibandingkan bulan sebelumnya yakni dari 11.655 Miliar Dollar menjadi 13.617 Miliar Dollar.
Yang menjadi kendala untuk melakukan ekspor (diluar aktivitas Korporasi eksportir besar ) diantaranya :
1. Struktur dan Prosedur birokrasi yang memunculkan biaya tambahan.
Lihat saja ilustrasi prosedur ekspor diatas, cukup rumit bukan. Konon kabarnya prosedur itu telah disederhankan dari sebelumnya. Prosedur melakukan ekspor ini semakin rumit jika pengusaha sama sekali buta mengenai skema transaksi dan pembayarannya. Bisa dipastikan disetiap tahap proses memerlukan biaya.
2. Rendahnya tingkat investasi untuk ekspor
Para investor lebih ternyata lebih menyukai malakukan invetasi di bidang -- bidang produksi yang end produknya hanya dipasarkan secara domestic saja, pelaku UKM atau pabrikan yang memiliki pangsa ekspor masih kesulitan dalam hal pendanaan/ permodalan.
Kelemahan permodalan ini menjadi kendala, meskipun cukup banyak organisasi / lembaga yang siap melakukan dukungan modal berupa pinjaman, namun persyaratan dukungan pinjaman tersebut tentunya memiliki prasyarat yang mungkin memberatkan bagi pelaku UKM yang berorintasi ekspor ini.
3. Kelemahan dalam informasi pasar