Mohon tunggu...
Evi Rahmawati
Evi Rahmawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Inovasi Energi Terbarukan, Baterai dari Kulit Singkong

4 Juli 2018   05:28 Diperbarui: 4 Juli 2018   07:00 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tidak bisa dipungkiri lagi, batu baterai sangat diperlukan sebagai sumber energi listrik yang digunakan untuk menjalankan peralatan elektronika sehari-hari. Baterai adalah komponen atau alat yang dapat menyimpan dan menyediakan daya listrik atau sumber tenaga listrik yang simple. Kebanyakan batu baterai yang beredar di pasaran memiliki bentuk tabung dengan ukuran sekitar 1,5 Volt biasanya digunakan untuk batrai jam dinding. 

Nah, ternyata baterai dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan-bahan yang terdapat di sekitar kita. Namun baterai ini tentunya memiliki kekurangan dibanding baterai-baterai yang dijual di pasaran. Akan tetapi dengan baterai sederhana ini kita bisa menghidupkan lampu led yang bisa menjadi penerangan pada saat mati listrik.

Siapa yang menyangka, singkong yang selama ini dianggap sebagai salah satu bahan makanan yang sederhana, bisa digunakan sebagai sumber energi listrik. Hal ini terbukti oleh siswa SMA N 3 Boyolali yang melakukan inovasi baru terhadap singkong dalam rangka menuju Adiwiyata Mandiri. 

Singkong mengandung komposisi elektrolit, salah satunya adalah K+ yang merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Singkong yang sudah tua dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik ramah lingkungan. 

Singkong dan baterai kering sama-sama mengandung elektrolit. Elektrolit pada baterai bekas dapat diganti dengan parutan singkong agar dapat digunakan sebagai sumber energi listrik alternatif pengganti baterai.

Singkong dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik alternatif pengganti baterai kimia yang bersifat alami dan tidak menyebabkan pencemaran bagi lingkungan serta bersifat ekonomis karena bahan yang digunakan berasal dari singkong yang mudah didapatkan serta barang bekas yang ramah lingkungan. Kulit singkong mengandung asam sianida (HCN). HCN merupakan salah satu elektrolit yang dapat menghasilkan arus listrik (Brady, 1999), sehingga sangat memungkinkan bahwa kulit singkong dapat menghasilkan arus listrik.

Langkah-langkah pembuatannya yaitu; pertama menyiapkan alat dan bahan kebutuhan yang diperlukan, kemudian mengupas kulit singkong dan mencuci dengan air bersih. Lalu menimbang singkong dalam takaran 100 gram dan menghaluskan singkong dengan cara diparut serta dimasak dengan agar-agar. 

Langkah berikutnya adalah siapkan gelas reaksi yang sudah diselubungi dengan Seng (Zn), lalu masukkan singkong yang sudah dimasak ke dalam gelas reaksi yang di dalamnya telah diselimuti Seng (Zn), tunggu hingga agar-agar memadat dan tambahkan tembaga (Cu) diatasnya, langkah terakhir yaitu menguji hasil baterai singkong dengan multitester dan alat elektronik.

Jadi, singkong yang selama ini kita kenal sebagai bahan pokok yang sederhana ternyata kulitnya dapat dimanfaatkan untuk membuat baterai sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan, ekonomis dan mudah didapat. Masih banyak bahan sederhana lainnya yang dapat digunakan untuk membuat baterai sebagai sumber energi listrik, mari kita kembangkan kreativitas untuk menciptakan suatu energi terbarukan yang inovatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun