Asal Muasal Pasar Malam Tream
Sejak maret 2020 kasus pertama covid-19 di Indonesia, selama 10 bulan pertumbuhan ekonomi mines dan belum membaik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya kota pangkalpinang. Laporan berita resmi  Statistik (BPS) Bangka Belitung  2020 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 minus 4,38 persen (y on y) tumbuh 1,31 % dibanding triwulan II sebelumnya, pada kuartal II 2020 mines 3, 32 persen (y on y)  dan triwulan I 2020 tumbuh 2,97% (y to y) dari tahun lalu (sumber data BPS Babel 2020). Kenyataan ini menunjukan kinerja ekonomi yang melemah ini turut pula berdampak pada situasi ketenagakerjaan, IKM dan UMKM di Bangka Belitung serta melemahnya daya beli masyarakat .
Keadaan ini ditambah dengan penerapan social distancing pembatasan aktivitas masyarakat hal ini berdampak bagi ekonomi masyarakat menengah ke bawah, diantaranya penurunan aktivitas ekonomi mengakibatkan perusahaaan merumahkan pegawai (PHK), pengangguran bertambah, mata penghasilan hilang, demi memenuhi kebutuhan keluarga para korban phk berusaha membuka mata pencarian baru, ada sebagai umkm dadakan dan  pedagang kecil produk hasil pertanian. Persoalan tidak selesai begitu mereka berdagang, kondisi pendemi covid-19 membuat mereka bisa berjualan normal, penerapan sosial distancing, menjadikan dagangan tidak laku dan membusuk, hal ini beruntut pada tengkulak macet membayar hasil pertanian kepada petani. Petani merugi hasil yang diharapkan bisa untuk makan malah tidak dibayarkan oleh tengkulak. hal ini menambah permasalahan ekonomi masyarakat ekonomi ke bawah semakin terjepit, akibatnya mereka turun menjual hasil pertanian untuk dijual  langsung ke masyarakat tanpa  mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Inilah asal muasal tercipta pasar Trem di malam hari, munculnya aktivitas ekonomi berasal dari pedangang dadakan yang berasal dari beberapa desa dipinggiran kota perbatasan kota pangkalpinang seperti desa cambai, desa terak, desa Tua Tunu, desa Paya Benua, desa Balon Ijuk, desa Kenanga dan desa lainnya  di Kabupaten Bangka dan Bangka Tengah. Dengan latar belakang dari pekerja yang PHK, petani yang merugi dan lainya mereka berjualan menggunakan ruas jalan trem pasar tradisional pada malam hari. Pasar Malam Tream ini mulai ada sejak Pandemi Covid-19 hingga saat ini.
Kondisi Saat Pandemi Pasar Tream
Melewati jalan tream sepanjang 5, 2 km saat pulang kerja sekitar pukul 16.30 WIB sd 17.30 WIB terasa hilir mudik kendaraan, penjual dan pembeli bertransaksi, macet sudah pasti di tambah parkir berseliweran tidak tertata serta orang-orang berhulu halang terihat aktivitas ekonomi kelas bawah mulai menggeliat seiring terbenamnya matahari. Di mulai sore hari saat para pegawai pulang kantor, mereka menghamparkan dagangannya seperti biasa demi bertahan hidup dengan kesimpulan " Covid-19 terkalahkan oleh perut" itu ucapan mereka. Sejak pagi hari sore  jam 16.00 WIB  jalan Tream wilayah pasar buah dan pasar burung, jadi para pedagang dadakan ini berjualan saat pasar buah dan pasar burung mulai menutup gerai dagangannya. Lokasi jalan Tream memang bagian zonasi pasar, uniknya para pedangan ini memafaatkan waktu yang selama ini lengang menjadi ramai malam hari hingga pukul 22.00 WIB
Hasil wawancara dan observasi langsung dengan beberapa pedagang, mereka bisa mendapatkan keuntungan bersih rata-rata dari 50 ribu sd 200 ribu perhari cukup untuk membiayai hidup hemat di tengah krisis ekonomi saat ini, ada petani yang saat pagi hari mereka berkebun sore setelah ashar mereka menjual hasil pertanian ke pasar malam tream dibantu anak laki-laki yang masih kuliah, jumlah pedangang sekitar 60 orang yang berjualan di lokasi ini. hal ini menunjukan pasar tream membuka peluang usaha baru bagi mereka yang mengalami krisis saat ini, malam yang semula lengang mulai menggeliat seiring pemenuhan kebutuhan pokok mereka dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di tengah krisis ekonomi akibat pandemi covid-19.
Menjelang pasar burung tutup, para pedagang dadakan menggelar dagangannya di pasar malam tream, dinamakan pasar kaget karena datang seketika atau hadir secara tiba-tiba dalam waktu tertentu dan tidak berlangsung lama atau bersifat sementara, berdiri di atas ruas jalan trotoar untuk berjualan, tidak memilki fasilitas permanen. Produk yang dijual hasil pertanian seperti sayur mayur, umbi-umbian, yang masih segar baru dipetik siang hari, harga jual cendrung lebih murah karena petani menjual langsung hasilnya tanpa melalui tengkulak, pembeli lebih murah dan mendapatkan sayur mayur yang segar galeran pedagang menjadi magnet ekonomi geliat malam hari yang dicari ibu-ibu pulang kerja, pedagang pengecer dan ibu-ibu rumah tangga.Â
Dampak Ekonomi Pasar Malam Tream
Pasar malam Tream menggeliat tengah pandemi, memilki denyut aktivitas ekonomi malam hari perlahan bergerak memenuhi kebutuhan pokok masyarakat merupakan suatu peluang usaha yang baik bagi para pedagang yang kebanyakan pengusaha kecil ini. Pasar ini mampu membuka lapangan pekerjaan, menambah kontribusi peluang usaha dan wadah ekonomi perdagangan, aktivitas ekonomi meningkat bagi masyakarat bawah solusi himpitan ekonomi akibat pandemi covid-19, dengan modal kecil gelar dangan dan tidak perlu lapak permanen, perputaran ekonomi mengeliat dimalam hari, memberikan kontribusi jual beli langsung dengan produk yang segar dan harga relatif murah, meskipun pasar ini juga menimbuklan konflik sosial masyarakat seperti parkir yang semrawut, hamparan dagangan di trotoar jalan, protokol kesehatan yang tidak di terapkan ke depan bisa menimbulkan permasalahan pandemi, kesehatan, sosial bagi masyarakat.
