Apakah kalian pernah dengar jika anak menyukai seni dia tidak menyukai matematika? Rumor seperti itu memang ada. Mengapa bisa terjadi seperti itu? alasan anak yang lebih menyukai seni karena seni menawarkan ekspresi diri dan kreativitas imajinasinya tanpa batasan yang ketat. Melalui seni, anak dapat mengekspresikan perasaan mereka sehingga seni dianggap mereka hal yang menyenangkan dan memberikan kebebasan bereksplorasi, berbeda dengan matematika yang terasa disiplin dan struktur.
Selama bertahun-tahun dunia pendidikan dan masyarakat luas juga menganggap kemampuan anak yang kreatif seolah-olah tidak akan pernah pandai berhitung, dan anak yang suka menghitung pasti kaku dalam mengekspresikan ide-ide seni. Padahal, kenyataanya tidak seperti itu. Seni dan matematika bukanlah dunia yang terpisah, melainkan dua bidang yang saling memperkuat dan dapat hidup berdampingan.
Jika diperhatikan lebih dekat, unsur dalam seni banyak yang melibatkan matematika. Dalam seni rupa, konsep simetri, proporsi, bentuk geometri, serta pola itu menjadi dasar penting untuk bisa menghasilkan karya yang harmonis. Seperti seorang designer interior harus bisa mempertimbangkan bentuk furniture, ukuran ruangan, serta komposisi warna dan bentuk agar menjadi ruangan terasa seimbang. Arsitektur sebagai bidang yang melibatkan dunia seni dan sains juga membutuhkan perhitungan matematis yang benar. Tidak hanya itu, seni dan matematika dapat ditemukan dalam dunia musik. Ketika seseorang memainkan alat musik, mereka juga secara tidak langsung sedang berhitung dengan menghitung ketukan, nada dan pola ritme agar musik terdengar harmonis.
Matematika pun bisa menjadi kreatif bila diajarkan dengan cara yang tepat. Misalnya, konsep geometri dan statistika dapat diajarkan dengan aktivitas menggambar dan mewarnai bentuk pola atau pembuatan grafik dan visualisasi data yang menarik. Cara ini dapat dilakukan karna dapat membuat anak lebih mudah memahami materi yang disampaikan jika mereka tidak hanya melihat angka di papan tulis, tetapi juga melihat bentuk konkret dan visualnya. Dari penelitian pendidikan banyak yang menunjukkan bahwa menggabungkan pendekatan seni ke dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat yang kuat.
Sayangnya, di era sekarang masih banyak sekolah dan lingkungan keluarga yang memandang seni dan matematika tidak saling berbubungan dengan membeda-bedakan antara "anak seni" dan "anak matematika". Akibatnya, anak menjadi ketakutan terhadap pelajaran matematika di kalangan anak seni. Padahal, jika orang tua dan guru dapat mengubah pendekatan dan cara pandang mereka, potensi anak akan berkembang lebih seimbang. Guru dapat menggabungkan kegiatan seni dalam pembelajaran matematika, seperti membuat lagu tentang rumus, dan menjelaskan simetri melalui karya seni lipat. Orang tua juga dapat mendukung dengan cara memberikan anak untuk bereksperimen, tidak hanya fokus pada nilai matematika, tetapi juga menghargai kreativitas mereka.
Tidak hanya di kalangan sekolah dan keluarga, dunia kerja masa kini justru semakin membutuhkan individu yang mampu menggabungkan kreativitas dan logika analitis. Seperti profesi desainer grafis, animator, pengembang game, hingga ilmuwan data juga memerlukan kemampuan kreativitas sekaligus matematika. Begitu juga dalam bidang teknologi. Inovasi besar banyak yang terlahir dari perpaduan seni dan matematika. Visualisai data, desain futuristik, hingga teknologi musik digital juga membutukan kemampuan keduanya.
Sudah saatnya kita mengubah cara pandang lama kita bahwa anak seni tidak cocok dengan matematika. Keduanya bukanlah musuh, melainkan mitra. Seni memberikan warna, bentuk, dan ekspresi, sementara matematika memberikan logika, struktur, dan ketepatan. Jika kedua bidang ini disatukan dengan pendekatan yang tepat, anak-anak akan berkembang menjadi individu yang kreatif, logis, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Jadi, siapa bilang bahwa anak seni dan matematika tak bisa akur? Mereka justru bisa saling melengkapi untuk membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan memungkinkan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI