Mohon tunggu...
Eva Nuraeni
Eva Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Saya adalah seorang yang ingin menjadi orang

Hidup harus di buat mudah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Semua Perang Didasarkan pada Tipu Daya

13 Desember 2019   12:34 Diperbarui: 13 Desember 2019   12:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

*Oleh:Hendra Pandapotan

Perang didefinisikan sebagaih sebuah aksi fisik dan non-fisik antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi disebuah wilayah yang dipertentangkan.perang secara purba dimaknai sebagai pertikaian bersenjata.Di era modern,perang lebih mengarah pada superiotas teknologi dan industry.
Hal ini tercermin dari doktrin angkatan perangnya seperti "Barang siapa menguasai ketinggian maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan atas ketinggian harus dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak lagi berperan sebagai kata kerja, tetapi sudah bergeser pada kata sifat. Yang memopulerkan hal ini adalah para jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran ini mendapatkan posisinya, tetapi secara umum perang berarti "pertentangan".

Adapun perang yang terjadi di zaman pertengahan yaitu perang salib. Terjadinya Perang Salib antara Timur-Islam melawan Barat-Kristen disebabkan oleh banyak faktor utama, seperti agama, politik, dan sosial ekomomi. Semua bermula pada tahun 1070, ketika Yerusalem diambil oleh bani Saljuk dari Turki, dan pada 1071 Diogenes, kaisar Yunani, dikalahkan dan ditawan di Mantzikert.

Perang yang terjadi selama hampir satu abad yaitu perang antara Israel dan Palestina yang sebenarnya belum diketahui pasti apa penyebabnya.ada beberapa pendapat dan saya mengambil dua pandangan yang berbeda mengenai penyebab dari perang ini, pertama menyatakan bahwa adanya urusan politik antara kedua negara tersebut dan kedua menyatakan bahwa perang ini terjadi akibat kepentingan agama (konflik agama).

Berkaitan dengan alasan tersebut, menunjukkan bahwa politik memang ada hubungannya dengan agama. Adapula yang beranggapan bahwa perang ini disebabkan oleh perebutan wilayah Yerusalem yang terkenal sebagai kota suci tiga agama antara umat Muslim, Kristen, dan Yahudi. Perang yang terkenal dalam perebutan wilayah ini adalah perang salib tahun 1095-1291 yaitu perang yang dilakukan oleh kaum Kristen untuk merebut kembali wilayah Yerusalem yang dikuasi oleh kaum Muslim. Perang Israel-Palestina terakhir kali memuncak pada tahun 2008 yang banyak memakan korban jiwa. Bahkan, sampai sekarang Israel-Palestina belum juga berdamai, masih adanya aksi saling menyerang di perbatasan Gaza-Israel dengan saling melemparkan genjatan senjata.

Sudah sejak lama perang antara kedua negara tersebut diredakan, dengan mengadakan beberapa kali diplomasi bahkan PBB turun tangan untuk mengatasi perang tersebut, namun hasilnya tetap sama. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga memiliki rencana untuk membantu Israel-Palestina berdamai namun, beliau tidak secara rinci membocorkan bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut. Kemungkinan besar kedua negara ini sangat sulit untuk berdamai karena, keduanya memiliki kepentingan yang berbeda dan tak ada yang ingin mengalah.

Perang adalah pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan. iya, benar, begitulah perang yang terjadi pada saat indonesia sedang zaman penjajahan. Berperang menggunakan anak panah, senjata tajam, hingga bambu runcing untuk berjuang membela negeri ini untuk meraih kemerdekaan tanpa rasa takut sedikitpun.

Lantas bagaimana peran kita sebagai warga negara indonesia di era setelah kemerdekaan tersebut? Apa yang sudah kita berikan terhadap negara? Soekarno pernah berkata Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri, penjajah memang telah pergi dari indonesia, namun apakah kita sudah benar benar merdeka? Secara harfiah kita sudah merdeka sejak diumumkannya proklamasi pada tanggal 17 agustus 1945 namun pada kenyataannya, KITA BELUM MERDEKA.

Kita belum merdeka dari korupsi dan keadilan belum sepenuhnya kita miliki. Masih banyak pemimpin yang mementingkan dirinya sendiri atau golongan diatas kepentingan rakyat. Mengayakan dirinya sendiri tanpa mengingat siapa yang pernah memilihnya dahulu, memang kejam namun itulah mereka yang harus kita perangi. Perang inilah yang sulit dimana kita harus membedakan siapa yang kawan dan siapa yang lawan, dan siapakah yang harus kita pilih? Sedangkan ketika kampanye mereka semua terus saja mengumbar janji manis dan kalimat tulus untuk membangun negeri ini dan berjuang bersama rakyat, namun semua janji manis itu seakan akan terbang hilang entah kemana ketika mereka sudah mendapatkan jabatan yang mereka inginkan.

Banyak dari pemimpin kita yang terjerat kasus korupsi tetapi tanpa rasa malu masih bisa tersenyum didepan kamera, banyak yang dari mereka katanya hidup didalam penjara tapi nyatanya mendapatkan keistimewaan bak istana mewah didalam lapas dengan segudang fasilitas, banyak dari mereka yang memainkan hukum hukum di negeri ini dengan mudahnya keluar masuk lapas hingga pemotongan masa tahanan yang tidak wajar, apakah itu yang dinamakan berjuang bersama rakyat? Uang memang mampu membeli segalanya, termasuk akal sehat dan hati nurani.

Negara kita adalah negara hukum. Semua warga negara Indonesia memiliki derajat dan perlakuan yang sama di mata hukum. Maka dalam penindakan hukum bagi pelaku korupsi haruslah tidak boleh pilih kasih dan disinilah termasuk perang yang menggunakan tipu daya dimana seolah olah pemimpin berpihak pada rakyat tetapi nyatanya dia mengkhianati janjinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun