Mohon tunggu...
Eva Nurmala
Eva Nurmala Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan swasta

Saya karyawan swasta yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Iman Ibrahim dan Orang di Sekitar Kita

30 Juli 2020   17:08 Diperbarui: 30 Juli 2020   17:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah Haji tahun ini terasa berbeda. Tidak ada jemaah dari negara kita yang ikut melaksanakan ibadah Haji karena wabah pandemic Covid-19 yang mengharuskan pemerintah Arab Saudi membatasi jemaah yang berhaji.

Pandemic kali ini memang luar biasa karena tidak hanya sektor kesehatan yang terdampak, tapi juga kondisi sosial ekonomi masyarakat kita ikut merasakan dampaknya. Mungkin Idul Kurban kali ini, jumlah ternak yang dikorbankan jauh lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya. Artinya, kemampuan masyarakat kita jauh lebih rendah dibanding beberapa waktu sebelumnya.

Hari Raya Kurban adalah peringatan bagaimana Nabi Ibrahim AS yang sangat taat kepada Allah berusaha melaksanakan perintah Allah yaitu menyembelih anak laki-laki yang dia cintai; anak yang dia minta kepada Allah selama puluhan tahun dalam doa. Jadi ketika dia mendapat Ismail karena keimanannya yang luar biasa kepada Allah.

Begitu juga ketika mendengar perintah Allah untuk menyembelih Ismail, dia terima dengan keimanan yang luar biasa. Beliau mengikat Ismail layaknya hewan korban dan pedangnya bersiap untuk menyembelihnya. Namun Allah hanya menguji iman Ibrahim. Lalu dia mengutus malaikat Jibril untuk menghentikan Ibrahim dan menyediakan domba gemuk untuk disembelih.

Dalam konteks kekinian yang penuh dengan cobaan- pandemic Covid-19 dalam hal ini, kita harus meneladani keimanan Nabi Ibrahim yang dengan taat dan setia kepada Allah meminta dengan tulus seorang anak sebagai keturunan. Setelah Ibrahim beranjak besar, dan dengan ketaatan yang luar biasa juga melaksanakan apa yang jadi kehendak Allah. Kita juga harus percaya bahwa pandemic ini akan berlalu dan kita akan berada pada situasi norma lagi.

Mungkin  diantara kita dianugerahi rezeki berlimpah dan berkecukupan; juga pekerjaan mapan yang tidak terpengaruh oleh Covid-19, tapi mungkin banyak orang disekitar yang mungkin tidak seberuntung kita. Pekerjaan mereka bersifat informal dan terpengaruh oleh pandemic ini. Sebagian juga malah tidak bisa bekerja dan dirumahkan.

Banyak keluarga menderita karena penghasilan yang sangat terbatas dan dituntut tetap dengan pengeluaran keluarga setiap bulan. Anak-anak memang belajar dari rumah tetapi bukankah mereka juga butuh membayar uang sekolah dan pulsa agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

Dengan meneladani iman seperti Nabi Ibrahim AS, kita mungkin harus peduli dengan kondisi orang-orang disekitar kita yang kurang beruntung. Kita berkorban untuk mereka dengan mungkin menyisihkan sebagian rezeki yang kita punya. Ituah keimanan seperti teladan yang diberikan oleh Nabi Ibrahim AS.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun