Mohon tunggu...
Evana charissa shafa
Evana charissa shafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - anak uin malang

cewek yang biasa biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Tepat untuk Guru yang Tepat

26 September 2022   13:19 Diperbarui: 26 September 2022   13:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peserta didik (murid) merupakan salah satu komponen penting dalam unsur penggerak pendidikan, dalam hal ini peserta didik didefinisikan sebagai individu yang sedang berusaha untuk mengasah dan menggembangkan potensi yang dimilikinya dengan bantuan seorang pendidik (guru).

Lalu guru seperti apa yang seharusnya pantas disebut guru?

Guru dapat diartikan sebagai manusia yang memiliki sikap ilmiah dalam tanda kutip mempunyai karakter pribadi akhlakul karimah serta memiliki sifat-sifat yang mendukung keprofesionalnya dalam proses belajar - mengajar. Untuk itu diperlukan teori atau metodologi pengajaran yang cocok untuk menyongsong keharmonisan di dalam kelas.

 Mengutip dari nasehat Dr.KH.Abdullah Syukri Zakkasyi M.A 
 
Artinya 
Metodologi itu sering lebih penting dari pada materi.

Dari potongan nasehat tersebut mengingatkan akan pentingnya metodologi atau teori belajar yang diterapkan, seperti hal nya teori fungsionalistik yang dikembangkan oleh Thorndike (1874-1949) dan Skinner (1904-1990) 

Dalam teori ini Thorndike mengutarakan 3 prinsip belajar yaitu 

1. Law of readiness atau hukum kesiapan, Hukum kesiapan belajar ini merupakan prinsip yang menggambarkan suatu keadaan si pembelajar (siswa) cenderung akan mendapatkan kepuasan atau dapat juga ketidakpuasan (Muflihin, 2009)

2. Law of exercise prinsip ini adalah hasil implementasi dari law of readiness yaitu proses pelatihan peserta didik agar terus terampil dalam berkarya.

3. Law of effect adalah akhir dari proses kedua prinsip diatas, pada prinsip ini seorang guru dituntut agar memberikan dampak berupa rewards atau punishment. Reward diberikan kepada murid yang berprestasi atas usaha yang telah dilakukannya juga diharapkan agar memotivasi murid lainnya, sedangkan punishment diberikan kepada murid yang telah melakukan pelanggaran atas aturan yang berlaku, dengan adanya punishment diharapkan murid dapat mengambil hikmah dan memacu semanggat dalam proses belajar. 

Dalam hal ini, seorang guru harus berperilaku bijak dan tepat untuk menciptakan suasana hangat di dalam kelas, agar terwujudnya pembelajaran yang diinginkan antara murid dan guru serta dengan sendirinya murid akan selalu semanggat dan berkembang dalam proses belajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun