Laju kendaraan putih yang membawa rombongan, berhenti di depan sebuah sekolah. Sekilas, sekolah ini tak nampak beda dengan sekolah pada umumnya. Ada bangunan depan yang tinggi, dan halaman depan yang tak luas. Khas bangunan sekolah di kota. Tapi, begitu masuk ke dalam, akan nampak perbedaan mencolok dengan sekolah pada umumnya.
Ya, letak bedanya karena siswa-siswa sekolah ini telah memiliki kesadaran dalam mengolah sampah. Adalah SMP Wisata Sanur, telah membuat saya terkesima karena memiliki pengelolaan sampah (waste management) yang baik.
Mendengar kata wisata dan Sanur, banyak yang menganggap jika SMP Wisata Sanur adalah sekolah kejuruan pariwisata, ternyata tak seperti itu.Â
SMP Wisata Sanur adalah sekolah umum. Nama wisata yang tersemat merupakan singkatan dari Widya Sastra Taruna. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1967 ini nampak sempit di depan ternyata semakin ke belakang makin luas.
Kelas-kelas berjajar rapi, pepohonan nan hijau membuat hawa adem dan teduh terasa di sekolah ini. Makin ke belakang nampak beberapa siswa berkelompok. Tangan-tangan mereka sibuk menggunting, menempel, dan merangkai hasta karya dari botol plastik. Ini baru satu dari hal yang membuat saya kagum.
Kesadaran Mengelola Sampah
Meskipun sekolah ini telah lama berdiri namun sempat mengalami pasang surut. Mulai tahun 2000 sekolah yang berada di daerah tujuan wisata di Bali ini, berbenah. Tujuannya agar siswa bisa belajar dengan nyaman. Selain itu Sanur sebagai tujuan wisata tentu banyak dikunjungi turis asing. Jika sekolah bersih tentu akan membawa imej positif untuk pariwisata Bali.
Di sekolah ini anak-anak diajarkan cara mengelola sampah dengan baik. Materi tersebut telah masuk dalam kurikulum. Hebatnya, pengetahuan tentang pengelolaan sampah kemudian diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang positif. Bukan sekadar menghapal teori, namun dipraktikkan dalam kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan yang berulang ini kemudian membentuk kebiasaan baik. Siswa melakukan hal tersebut dengan penuh kesadaran, tak terpaksa atau takut. Mereka senang bahkan penuh kreativitas dalam mengelola sampah di sekolah.
Kreativitas tersebut diantara terwujud dalam bentuk fashion karya siswa 9 yang baru-baru ini mendapat prestasi membanggakan. Para siswa ini mendesain baju bertema love bird dan aladin. Semua bahan berasal dari sampah atau barang sisa seperti sisa kain.Â