Mohon tunggu...
Saepudin Zuhri
Saepudin Zuhri Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik

Belajar mendidik diri

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Baju Baru Lebaran

21 Mei 2020   09:54 Diperbarui: 21 Mei 2020   09:54 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Sesungguhnya hari raya itu hanya bagi orang yang diterima puasanya dan dibalas solat-solatnya oleh Allah. Setiap hari yang tidak ada maksiat kepada Allah didalamnya, maka itulah hari raya." (Imam Ali Bin Abi Thalib)

Semua orang tentu dapat mengaku akan berlebaran atau berhari raya. Idul Fitri dirayakan dengan baju baru, bermerk dan disukainya. Sehingga tidak mengherankan, saat pandemi masih saja sebagian orang sibuk memilih pakaian untuk berhari raya, walaupun mengambil resiko yang tidak ringan.

"Hari raya itu bukanlah milik orang yang berpakaian baru, akan tetapi hari raya itu, milik orang yang ketaatannya bertambah." (Imam Ibn Rajab Al-Hambali)

Namun, ijinkan saya untuk memaknai hari raya dalam perspektif yang berbeda. Belajar dari para ulama. Termasuk soal pakaian baru. Sebagaimana pernyataan Imam Ali dan Imam Ibn Rajab, bahwa hari raya itu bukanlah milik orang yang berpakaian baru, akan tetapi hari raya itu, milik orang yang ketaatannya bertambah.

Di saat Ramadan tinggal hitungan hari sekarang ini, saya harus melakukan perenungan alih-alih membeli pakaian baru. Sejauhmana ketaatan saya? Apakah bertambah atau justru berkurang karena aktifitas lain yang sebenarnya belum perlu, tidak penting bahkan menyerempet pada keburukan. Apakah shalat saya masih awal waktu? Apakah shaum saya masih terjaga? Apakah sedekah saya masih terpelihara? Apakah sikap saya masih menyakiti? Atau justru ketaatan semakin berkurang, menipis bahkan mendekati kemaksiatan.

"Dan bukanlah hari itu milik orang yang berhias dengan pakaian indah serta kendaraan yang mewah tetapi hari raya itu milik orang yang telah diampuni dosa-dosanya." (Imam Ibn Rajab Al-Hambali)

Saya memang harus berada pada rasa gembira tentang keyakinan bahwa Alloh Maha Pengampun dan juga rasa takut apakah dosa-dosa telah diampuni. Namun, yang jelas apapun yang dilakukan bukan malah menambah dosa baru.

Boleh jadi, ada kekasih Tuhan yang pakaiannya biasa, tidak mewah dan indah. Namun, ia merasakan hatinya berhari raya karena terlahir kembali dengan kesucian. Sebab semua dosanya terampuni. Tetapi saya yang justru dengan bangga memakai pakaian baru yang mewah, sedikitpun sejatinya tidak berhari raya, karena tumpukan dosa yang masing menggunung, baik kepada manusia maupun kepada Alloh Swt.

Memaknai hari raya dari kalam insan yang saleh. Penuh kemuliaan di sisi Alloh Swt. Semakin membuat saya malu dan rendah diri. Betapa lemahnya saya yang baru memaknai hari raya. Hanya sekedar menggunakan pakaian yang baru.

Padahal seseorang dapat berhari raya apakah ia memakai pakaian yang baru atau yang lama. Karena setiap hari yang tidak ada maksiat kepada Allah didalamnya, maka itulah hari raya, kata Imam Ali bin Abi Thalib.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun