Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Menulis gaya hidup dan humaniora dengan topik favorit; buku, literasi, seputar neurosains dan pelatihan kognitif, serta parenting.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bersih-bersih Sebelum Lebaran Itu Terlambat!

19 Mei 2020   23:44 Diperbarui: 19 Mei 2020   23:59 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Bersih-bersih (Sumber: parenting.dream.co.id)

Kebiasaan bersih-bersih selalu jadi trend sebelum lebaran. Menurut saya koq terlambat! Bersih-bersih itu ya jauh-jauh hari, sebelum Ramadan! 

Kalo sebelum Lebaran itu mah, persiapan buat didatangi tetamu saja. Yang kebetulan gak bakalan datang juga di tahun ini, karena orang-orang dihimbau tutup pintu, dan tak menerima tamu.

Ih koq gitu banget sih nulisnya. Protes sebagian dari anda yang membaca.

Lha iya, kita kadang melakukan sesuatu pas sudah mepet, sudah injury time. Persis seperti tulisan-tulisan saya selama hampir sebulan ini, yang di-posting selalu saat sudah mendekati bergantinya hari.

Mungkin kita memang selalu terinspirasi dengan sesuatu saat serba kepepet. Kita suka bermain-main di garis batas antara sebelum dan sesudah. Eh, mending saya balik lagi ke soal bersih-bersih, daripada ngalor-ngidul memprotes soal kegamangan ide menulis yang baru muncul di saat-saat kepepet itu.

Orang-orang sering bersih-bersih untuk mempersiapkan tampilan terbaik dari rumahnya, diri, dan keluarganya saat jelang Lebaran. Seolah memang telah sukses dan menang memerangi hawa nafsu yang ditahan-tahannya selama sebulan penuh Ramadan. Tapi yakinkah kita memang telah menang?

Saya tidak berani seyakin itu. Sebersih apapun tampilan yang saya tampakkan ke orang-orang saat Lebaran, yang dilihat Tuhan adalah kebersihan yang tak bisa tampak, kebersihan hati.

Makanya, menurut saya bersih-bersih yang seharusnya itu dilakukan sebelum Ramadan. Yakni membersihkan diri dari segala prasangka, tutur kata tak sepantasnya, dan kemarahan yang meraja. Membersihkan rumah sebelum Ramadan juga menunjukkan bahwa kita bersukacita menyambut bulan yang akan menyucikan kita itu.

Menyambut Lebaran dengan sukacita dan menggelar kegiatan bersih-bersih memang tak ada salahnya. Meskipun dukacita melepas Ramadan itu lebih pantas bagi kita.

Tulisan hari ini berangkat dari dukacita itu. Dukacita perpisahan Ramadan sebagai guru spiritual dan kita sebagai muridnya. Apa iya, selama sebulan nyantri pada sang guru yang akhirnya membuahkan ketaatan, kita begitu saja bisa bergembira saat berpisah dengannya? Kalau jawabannya iya, mungkin ada yang salah dengan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun