Sumedang - IPB University melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) meluncurkan program Dosen Pulang Kampung (DOSPULKAM) 2025. Program ini menjadi wujud nyata pengabdian para akademisi kepada masyarakat, membawa ilmu keluar dari ruang kelas menuju tapak-tapak nyata di desa-desa, salah satunya untuk menjawab krisis pasokan bibit tanaman hutan yang berkualitas.Â
Pada 10 Juni 2025, salah satu kegiatan DOSPULKAM digelar di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berupa pelatihan bertajuk "Seleksi Pohon Plus, Budidaya, Hama-Penyakit, dan Perbenihan Guna Menunjang Sertifikasi Benih Tanaman Hutan." Kegiatan ini diinisiasi oleh tim dosen Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, bekerja sama dengan UPTD Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan Provinsi Jawa Barat serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Beberapa dosen dan peneliti turut terjun langsung ke lapangan, di antaranya Prof. Noor Farikhah Haneda, Prof. Ulfah Juniarti Siregar, Bayu Winata, S.Hut., M.Si., serta peneliti BRIN Dr. Dede J. Sudrajat, S.Hut., M.T., bersama mahasiswa sarjana dan pascasarjana.Â
"Kalau di pertanian bisa panen dalam beberapa bulan, kehutanan butuh puluhan tahun. Kalau dari awal salah memilih bibit, maka kerugian waktu, tenaga, dan biaya akan sangat besar." ujar Prof. Ulfah.Â
Dalam pelatihan tersebut, para peserta dibekali pengetahuan teknis mengenai pemilihan benih unggul, teknik budidaya yang tepat, hingga pengelolaan hama dan penyakit tanaman. Materi ini menjadi sangat krusial mengingat sektor kehutanan saat ini menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan kebutuhan bibit tanaman hutan yang berkualitas. Minimnya pasokan benih unggul menyebabkan banyak program rehabilitasi lahan, reklamasi, dan konservasi tidak mencapai hasil yang optimal. Melalui program ini pula, berbagai permasalahan nyata yang dihadapi peserta di lapangan mulai menemukan titik terang. Mulai dari bagaimana mempertahankan endemisitas tumbuhan asli sekaligus mengoptimalkannya sebagai komoditas bernilai ekonomi, penanganan terhadap serangan hama, hingga strategi pencegahan dini untuk meminimalkan kerusakan tanaman. Bayu Winata selaku salah satu pemateri juga menekankan pentingnya perlakuan terhadap benih unggul. "Meski punya potensi genetik yang baik, jika perlakuannya salah, hasilnya tetap tak optimal. Namun, jika dikelola dengan tepat, pertumbuhan pohon bisa dipercepat dari 60 tahun menjadi hanya 20 tahun."Â
IPB University berharap pelatihan ini mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam memproduksi bibit unggul tersertifikasi. Upaya ini tidak hanya memberi keuntungan ekonomi, tetapi juga berdampak besar bagi keberlanjutan lingkungan.Â
Kini menanam dengan ilmu, esok memanen dengan harapanÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI