Mohon tunggu...
Eko Sutrisno Hp
Eko Sutrisno Hp Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger Goweser Jogja, owner Mie Sehati (http://miesehati.com).|.\r\n Anggota komunitas TDA, |.\r\n Blog pribadi http://eeshape.com Blogger Goweser!Runner.|.\r\nhttp://eeshape.com/ |\r\n eko.eshape@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kriteria Green Building : Tepat Guna Lahan

1 Oktober 2015   06:43 Diperbarui: 1 Oktober 2015   07:24 4435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ASD 7 "Site Management"

  1. Memiliki dan menerapkan SPO pengendalian terhadap hama penyakit dan gulma tanaman dengan menggunakan bahan-bahan tidak beracun.
  2. Penyediaan habitat satwa non peliharaan minimal 5% dari keseluruhan area tapak bangunan, berdasarkan area aktifitas hewan (home range).

ASD 8 "Building Neighbourhood"

  1. Melakukan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar gedung dengan melakukan salah satu dari tindakan berikut: perbaikan sanitasi, penyediaan tempat beribadah, WC umum, kaki lima dan pelatihan pengembangan masyarakat.
  2. Membuka akses pejalan kaki ke minimal 2 orientasi menuju bangunan tetangga tanpa harus melalui area publik.
  3. Mendedikasikan untuk kepentingan umum baik diwajibkan ataupun atas kesadaran sendiri sebagian dari lahan terbukanya untuk antara lain: utilitas umum (gardu listrik, ventilasi dan ME stasiun bawah tanah, dan sebagainya), pendukung jalur sirkulasi umum (bus bay, lay by, dropoff) atau untuk ruang terbuka hijau privat.
  4. Revitalisasi bangunan cagar budaya

8 kriteria ASD ini akan menentukan nilai akhir dari 6 kriteria Green Building. Bila nilai total memenuhi angka diatas 41 sampai dengan nilai 52, maka akan diberikan sertifikat sebagai Green Building klas "Bronze".  Nilai 53-65 "Perak", nilai antara 66-82 Emas (GOLD) dan nilai di atas 82 dinyatakan sebagai gedung Green dengan pencapaian maksimal alias PLATINUM !

GBCI sendiri sebenarnya berdiri baru pada tahun 2009 seperti yang termuat dalam web sitenya.

"Lembaga KONSIL BANGUNAN HIJAU INDONESIA atau GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA adalah lembaga mandiri (non government) dan nirlaba (non-for profit) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan. GBC INDONESIA merupakan Emerging Member dari World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. WGBC saat ini beranggotakan 102 negara dan hanya memiliki satu GBC di setiap negara."

Salah satu program GBC INDONESIA adalah menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP dan inilah yang menarik hatiku untuk mempelajari dan menerapkannya di Gedung Waskita.

"Mas Eko, biaya membuat gedung yang green, ramah lingkungan, sangat mahal ! Jadi lupakan saja keinginan untuk membuat sebuah gedung menjadi bersifat green"

"Mas Eko, lihat saja yang dilakukan agar Gedung BCA menjadi gedung yang ramah lungkungan, perlu dana yang besar dan waktu bertahun-tahun untuk membuat sebuah gedung menjadi bersifat green"

Banyak sekali masukan yang memenuhi kepalaku, terus terang aku keder juga dan sempat naik turun semangat untuk melaksanakan sertifikasi Gedung Green di Gedung Waskita. Ada sekitar dua tahun aku memperjuangkan semangat green di gedung Waskita dan perjuangan selama dua tahun itu hanya mendapatkan sebuah papan nama "sertifikasi dalam progres!".

Pada kenyataannya, membuat sebuah Gedung menjadi ramah lingkungan itu meski tidak mudah, juga tidak sulit sekali, tetapi ternyata yang paling sulit justru mengajak manusia berperilaku green. Perilaku ramah lingkungan itu tidak begitu saja bisa diterapkan pada semua orang. Perlu contoh konkrit dari kita sendiri sebagai pencetus gerakan ramah lingkungan, perlu contoh dari pimpinan dan perlu pernyataan resmi dari institusi yang menaungi kita untuk menyatakan bahwa semua penghuni gedung sepakat untuk berperilaku ramah lingkungan dengan beberapa tindakan konkrit bukan hanya sekedar retorika saja.

"Mas Eko, katanya gedung yang ramah lingkungan itu adalah gedung yang paling optimal menggunakan sumber daya listrik maupun air untuk operasional gedung tesebut, dimana hal itu disebut ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun