Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mimpi Trump di Antara Kemelut Pilpres 2016 Lalu

13 Maret 2018   15:57 Diperbarui: 13 Maret 2018   19:19 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto REUTERS/Win McNamee/Pool)

Pengusutan kasus pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 lalu semakin gencar. Bahkan Juri Pengadilan Federal telah mendakwa 13  warga negara Rusia, termasuk 12 karyawan Internet Research Agency.

Karyawan perusahaan yang bermarkas di kota Saint Petersburg, Rusia itu didakwa telah melakukan operasi mempengaruhi pendapat di dunia maya pada saat pemilihan presiden AS 2016 lalu. Itu mereka lakukan demi kepentingan Moskow.

Namun upaya Partai Republik untuk menyelamatkan Donald Trump dari kursi kepresidenan AS tak henti-henti pula dilakukan. Sampai-sampai Panel Dewan Perwakilan AS mengumumkan tidak ada bukti atas kolusi Trump dan Rusia.

Bahkan perwakilan Partai Republik sebagai kekuatan mayoritas dalam Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS secara tegas menampik dugaan Moskow berupaya memenangkan Trump dalam pemilihan presiden AS.

"Kami tak menemukan bukti kolusi, koordinasi, atau konspirasi antara tim kampanye Trump dan Rusia," demikian bunyi laporan perwakilan Partai Republik seperti dikutip AFP.

Ketua Panel, David Nunes lebih lugas lagi. Ia justeru meminta temuan dan rekomendasi panel dapat berguna untuk meningkatkan keamanan dan integritas pemilu AS pertengahan 2018 ini.

"Kami harap temuan dan rekomendasi kami dapat berguna untuk meningkatkan keamanan dan integritas pemilu di pertengahan 2018 nanti," tutur ketua panel, Devin Nunes, sebagaimana dikutip AFP.

Pernyataan Partai Republik ini membuat perwakilan Partai Demokrat dalam panel tersebut menjadi berang. Misalnya Adam Schiff, perwakilan Partai Demokrat ini mengatakan semua itu merupakan hasil tekanan Gedung Putih.

 "Anggota mayoritas dari komite kami mengindikasikan bahwa mereka berada di bawah tekanan besar untuk mengakhiri penyelidikan, ini juga menjadi masa tragis bagi Kongres, dan menunjukkan ketundukan kepada pihak eksekutif," kata Schiff seperti dilansir CNN Indonesia

Dari pernyataan perwakilan Partai Republik dan Ketua Panel David Nunes, Dewan Perwakilan tampaknya memang akan menutup penyelidikan ini. Dewan Perwakilan seprtinya sudah memutuskan tidak ada bukti atas kolusi Trump dan Rusia.

Namun ada kabar juga Komite Intelijen Senat masih akan melanjutkan investigasi terpisah terkait dugaan kolusi Rusia ini. Bahkan jaksa independen dari Kementerian Kehakiman AS, Robert Mueller, juga masih menggelar penyelidikan terpisah terkait skandal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun