Mohon tunggu...
Ameilina Esafitri
Ameilina Esafitri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Jangan lupa bahagia :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menumbuhkan Rasa Sadar Diri (Self Awareness) Sejak Dini

24 Maret 2020   19:37 Diperbarui: 24 Maret 2020   19:43 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam perkembangan Social Emotional Learning tentang sadar diri (self awareness) yang patut ditumbuhkan sejak tumbuh kembang anak mulai pesat yaitu pada usia keemasan. Anak-anak mampu dibimbing dasar dari pendidikan sosial emosional. 

Kesadaran diri sama artinya dengan pemahaman terhadap diri sendiri, mengenai tingkah laku atau sikap yang dinilai dari diri sendiri dan lingkungan. 

Dimana anak memahami tentang apa yang dia lakukan, salah atau benarnya tindakan dan kelebihan maupun kekurangan yang ada pada diri anak tersebut. Kesadaran diri merupakan kunci pengendali emosi. Dimana anak akan berfikir dan memahami apa yang dia akan lakukan.

Pentingnya menumbuhkan sikap sadar diri sejak dini yaitu agar kita mampu membentuk karakter anak yang sesuai, karena jika tidak semakin dewasa anak tersebut akan lebih sulit untuk diberi bimbingan mengenai dasar pendidikan social emotional. Ketika anak mampu menempatkan emosi sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar, maka dapat dilihat anak tersebut memiliki kesadaran diri.

Beberapa metode untuk mengembangkan kesadaran diri anak salah satunya dengan cara bermain. Pasti sudah tidak asing lagi, bahwa anak bisa belajar dengan bermain. Melalui permainan anak lebih cepat menangkap informasi atau pelajaran yang disampaikan.


1. Permain boneka jari
Dengan adanya boneka jari yang beraneka ragam karakter dan bentuk. Anak-anak mampu memainkan karakter sesuai tema pembelajaran. Melalui permainan ini dapat mengasah perkembangan bahasa dan komunikasi, kreatifitas serta meningkatkan kepercayaan dirinya. (Menurut zaman, dkk) tujuan permainan ini yaitu untuk mengembangkan bahasa anak, mempertinggi keterampilan dan kreativitas anak, mengajak anak belajar bersosialisasi dan bergotong royong disamping melatih keterampilan jari jemari tangan.  

2. Bermain peran atau drama
Dengan bermain peran atau drama, anak-anak dapat memerankan tokoh atau benda yang ada disekitar untuk mengembangkan imajinasi. Anak-anak bisa memerankan tokoh-tokoh yang telah dikenal seperti hewan atau orang. Dengan begitu kemampuan sosial emosional anak dapat berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun