Mohon tunggu...
Erwin Silaban
Erwin Silaban Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Indonesia dari seberang lautan. Deutsch-Indonesischer Brückenbauer. Penghubung Indonesia-Jerman

Dosen di School of International Business, Hochschule Bremen, Jerman. Anak rantau dari Hutajulu, Dolok Sanggul, SUMUT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Exchange Students dari Jerman: Peluang Ekonomi untuk Sektor Pariwisata dan Perguruan Tinggi Indonesia (3-3)

9 Februari 2021   12:38 Diperbarui: 10 Februari 2021   15:35 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tawaran Kuliah Exchange Program ke Indonesia. Sumber: https://www.auslandssemester-bali.d

Tidak bisa dipungkiri lagi, Indonesia merupakan salah satu pilihan populer untuk mahasiswa Jerman, ketika mereka harus melakukan Auslandssemester atau semester luar negeri. Bahkan ada yang menghabiskan sampai dua semester di Indonesia. Dalam artikel tentang pertukaran mahasiswa antara perguruan tinggi Jerman dan Indonesia sudah disinggung tentang makin maraknya program tersebut. Salah satu alasan kenapa Indonesia: uang kuliah dan biaya hidup relatif lebih murah dibandingkan dengan negara-negara lain.

Peningkatan jumlah mahasiswa Jerman dan Eropa lainnya yang kuliah di Indonesia terutama karena didorong oleh reformasi pendidikan tinggi yang disebut dengan Bologna-Prozess Proses Bologna atau Kesepakatan Bologna. Di hampir setiap prodi, studi di luar negeri merupakan program wajib dan bagian dari kurikulum. Bahkan, ada prodi yang mewajibkan mahasiswanya untuk studi di luar negeri selama 2 semester. Tetapi ada juga prodi yang hanya mewajibkan mahasiswanya untuk kerja praktik (magang) di luar negeri, yang disebut dengan Auslandspraxis. Kerja praktik ini berlangsung sekitar 20 minggu.

Lalu, apa sisi positif dari student exchange program, program pertukaran mahasiswa ini untuk Indonesia? Apa dampaknya untuk perguruan tinggi tuan rumah di Indonesia? Apakah student exchange program ini juga berpengaruh terhadap sektor pariwisata Indonesia?

Dalam laporan mahasiswa yang wajib diserahkan ketika mereka kembali di Jerman, disebutkan bahwa rata-rata mereka menghabiskan antara 500 -- 700 Euro (Rp8,25 juta -- Rp11,55 juta) per bulan untuk biaya hidup mereka, yang dalam bahasa jerman disebut Lebensunterhalt. Ini belum termasuk biaya untuk bepergian ke tempat-tempat wisata. Rute paling populer biasanya adalah Sumatera (Danau Toba) -- Jawa -- Bali -- lalu ke Lombok. Pilihan lain adalah Jawa -- Bali -- Sulawesi (Utara). Mereka berada di Indonesia sekitar 5 -- 6 bulan kalau hanya untuk kuliah 1 semester.

Perguruan tinggi Jerman yang punya kerjasama pertukaran mahasiswa dengan perguruan tinggi Indonesia antara lain adalah Hochschule Bremen, Hochschule Konstanz, dan Hochschule Pforzheim. Perguruan tinggi tersebut secara teratur mengirimkan mahasiswa mereka ke Indonesia untuk 1 sampai dua semester.

Lalu, ke mana mahasiswa Jerman di Indonesia? Perguruan tinggi mana di Indonesia yang paling banyak menampung mahasiswa dari Jerman? Bagaimana prosedur kedatangan mereka ke Indonesia? Visa apa yang mereka gunakan? Visa turis? Visa Sosial Budaya? Atau Visa Studi (VITAS)? Bagaimana caranya agar universitas di Indonesia menjadi mitra untuk Jerman? Dan tentu masih banyak pertanyaan lain. Tidak semua pertanyaan bisa dijawab di artikel ini, tetapi beberapa aspek akan dijelaskan di sini.

Mahasiswa dari Jerman datang dan kuliah di perguruan tinggi di Indonesia dengan berbagai jalur:

  1. Jalur paling mudah adalah jalur kerjasama di antara kedua perguruan tinggi yang diatur dalam MoU.
  2. Sebagai Freemover, mahasiswa melamar sendiri ke perguruan tinggi di Indonesia.
  3. Melalui Agen Studi. Mudah tapi harus membayar jasa, ada fee.

Perguruan tinggi yang menjadi favorit di Jerman biasanya yang berada di Jawa dan kemudian Bali.

Jalur kerjasama MoU untuk mahasiswa Jerman adalah jalur yang paling murah karena biasanya dalam MoU sudah ditetapkan bahwa mahasiswa pertukaran tidak membayar uang kuliah atau administrasi. Mahasiswa Indonesia yang datang ke Jerman tidak membayar uang kuliah, demikian juga sebaliknya.

Bagaimana dengan jalur Freemover? Jalur ini cukup merepotkan karena mahasiswa harus mencari sendiri prodi atau jurusan yang dia mau di Indonesia. Selain itu belum banyak perguruan tinggi di Indonesia yang menerima mahasiswa asing lewat jalur Freemover.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun