Mohon tunggu...
errina puspitasari
errina puspitasari Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist

Just an ordinary person with wonderful mind

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

When Your Interview Goes Awkward

5 Mei 2016   21:55 Diperbarui: 5 Mei 2016   22:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tanya-jawab merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh semua orang. Dalam kehidupan sehari-hari proses tanya-jawab menjadi jembatan saling tukar informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Pada konteks yang lebih serius proses ini bisa kita sebut sebagai wawancara. Selama ini dari apa yang saya pelajari, wawancara memiliki banyak sekali tipe. Terdapat wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan daftar pertanyaan yang sangat jelas dan terkadang cukup kaku. Selanjutnya adalah wawancara semi-terstruktur yaitu wawancara dengan daftar pertanyaan yang cukup jelas, namun memberikan kesempatan pada pewawancara untuk mengeksplorasi jawaban narasumber melalui probing. Tipe wawancara terakhir adalah wawancara tidak terstruktur, tipe wawancara dimana tidak ada daftar pertanyaan sebagai acuan pelaksanaan wawancara tersebut.

Selama menjalani kuliah psikologi, melakukan wawancara adalah hal yang sangat tricky bagi saya. Langkah untuk memberikan pertanyaan maupun refleksi empati harus dilakukan dengan cermat. Penyebabnya, satu kesalahan kecil karena kurangnya kepekaan terhadap individu yang sedang kita hadapi dapat mengakibatkan hilangnya trust. Setelah hal tersebut terjadi, proses wawancara akan kehilangan unsur terapeutiknya dan berubah menjadi peristiwa awkward. Beberapa hari yang lalu (hasil dari fangirling Robert Downey Jr.) saya menemukan petikan wawancara yang berakhir sangat awkward. Wawancara ini memang tidak dilakukan oleh psikolog, namun tidak ada salahnya jika kita mencoba menelaah peristiwa ini dari sisi psikologis. Bukan mengenai pola defense mechanism atau apapun itu, tapi sekedar bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh seseorang ketika dirinya nyaman/tidak nyaman pada pertanyaan yang diajukan padanya.


Wawancara yang ingin saya bahas pada artikel ini adalah wawancara yang dilakukan oleh seorang jurnalis bernama Khrisnan Guru-Murthy. Khrisnan melakukan wawancara terhadap Robert Downey Jr. terkait dengan promo film Avenger: Age of Ultron pada tahun 2015. Dalam wawancara tersebut Khrisnan awalnya memberikan pertanyaan yang cukup fun untuk dijawab oleh Robert. Bisa kita lihat bersama pada video diatas, hingga menit 3.57 Robert menceritakan mengenai perannya sebagai Tony Stark dalam Iron Man dan Avenger. Hal ini sesuai dengan tujuan wawancara dimana Robert memang datang untuk menceritakan mengenai perannya dalam kedua film tersebut. Robert bahkan tersenyu, ketika Khrisnan mengatakan jika Stark berkembang menjadi sosok yang lebih dalam filmnya seperti juga Robert dalam kehidupan nyatanya. 

Sedikit penjelasan, Robert Downey Jr. merupakan seorang aktor potensial yang memiliki masa lalu cukup kelam. Hal ini terkait dengan kasus penyalahgunaan obat terlarang yang menyebabkan hancurnya karier Robert dan membuatnya harus masuk ke dalam penjara di mediocore 2000an. Selain itu kehidupan rumah tangga sang aktor juga terkena imbas dari kebiasaannya menggunakan narkoba. Dimana pada tahun itu pula istri Robert mengajukan gugatan perceraian walaupun mereka sudah dikarunia seorang anak laki-laki. Pada masa tersebut kondisi Robert benar-benar terpuruk dan Hollywood seakan sudah menutup pintu pada kariernya.

Pada prosesnya (yang jika diceritakan akan menjadi sangat panjang), Robert berhasil mengatasi masalah kecanduannya. Kini Robert menghindari minuman beralkohol dan melakukan gaya hidup yang sehat. Didukung dengan keluarga barunya, Robert dapat kembali mengembangkan potensi akting yang dia miliki. Seperti yang kita ketahui, dirinya sekarang bisa dibilang sangat sukses dengan perannya sebagai Iron Man di Marvel Cinematic Universe (MCU). 

Kejadian inilah yang kemudian berusaha untuk kembali diungkap oleh Khrisnan dalam paruh akhir wawancaranya dengan Robert. Pada menit ke 4.00, Khrisnan menanyakan sesuatu kepada Robert terkait pernyataannya di New York Times beberapa tahun lalu. Pada saat Khrisnan menanyakan hal tersebut kita bisa lihat wajah Robert tampak kebingungan. Bila kita amati, Robert tampak menaikkan alisnya dan memutar bola matanya sambil memandang ke arah lain. Kemungkinan besar saat itu Robert tidak menyangka pertanyaan akan berjalan ke arah yang lebih personal terkait dirinya. Namun Robert tetap berusaha memberikan jawaban yang cukup sopan kepada Khrisnan.  

Sejak menit ke 04.00, atmosfir wawancara sudah mulai tidak nyaman bagi Robert. Pertanyaan yang diajukan oleh Khrisnan terdengar semakin personal dan sudah tidak ada hubungannya dengan promosi film Robert. Pada menit 04.59 bahkan Robert menanyakan kembali kepada Khrisnan,"Are we promoting a movie?". Ekspresi Robert semakin tampak tidak nyaman, dirinya juga mulai banyak menunjukkan gerakan seperti gerakan tangan atau mata selama proses wawancara berjalan. Tampak pula naik turunnya dada Robert semakin cepat dibandingkan saat wawancara pertama kali dimulai. Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan nafas Robert ketika Khrisnan mengarahkan dirinya untuk menjawab pertanyaan mengenai masa lalunya. Pada menit 5.38, Robert tampak terbatuk dan matanya kembali memandang ke arah lain (sepertinya ke arah kameramen). Disini semakin jelas bahwa nafas Robert semakin memburu. Kondisi yang saya bayangkan saat itu, Robert berusaha menahan perasaan tidak nyaman yang dia rasakan. Kemungkinan besar jantungnya berdebar kencang yang mengakibatkan pula nafas Robert menjadi tidak teratur. Kesalahan tersbesar Khrisnan terjadi pada menit 6.16 dimana dirinya mulai menanyakan tentang hubungan Robert dengan ayahnya. Sebelum pertanyaan tersebut dilontarkan, Robert tampak sudah ingin segera pergi dari ruangan tersebut. Dirinya bahkan meminta Khrisnan untuk segera memberikan pertanyaan terakhirnya bagi Robert. Ketika Robert mendengar kata ayah dilontarkan oleh Khrisnan, tampak wajahnya mengeras dan matanya menjadi agak merah. Sekali lagi nafas Robert semakin tampak tidak teratur, bisa dibayangkan bukan bagaimana perasaan Robert saat itu. Kemudian terjadi begitu saja, Robert menanyakan,"What are we doing?" sementara Khrisnan menjawab bahwa dirinya hanya menanyakan beberapa pertanyaan. Selanjutnya seperti yang diketahui, Robert memilih untuk langsung ngacir dari wawancara tersebut. 

Robert Downey Jr. calls Krishnan Guru-Murthy a 'bottom-feeding muckraker' and 'syphilitic parasite' after walking out of intervew

Sampai disini, salahkah apa yang dilakukan oleh Robert?

Dari apa yang saya lihat, Robert 100% berhak melakukan hal tersebut. Pasalnya hanya dengan melihat ekspresi dan gestur yang dia tunjukkan sangat tampak bahwa Robert tidak nyaman dengan pertanyaan Khrisnan. Terlebih selama wawancara Khrisnan tampak memberikan ekspresi yang membuat orang lain menjadi tidak nyaman untuk berbicara dengannya. Selama melakukan wawancara, Khrisnan tidak memberikan kontak mata yang seirama dengan pertanyaan yang dia berikan. Dirinya banyak menggerakkan tangan dan melihat ke arah telapak tangan kirinya ketika bertanya pada Robert. Terdengar pula banyak jeda yang muncul ketika Khrisnan merangkai kata-kata untuk ditanyakan kepada Robert. Asumsi saya, Khrisnan sendiri sebenarnya sudah tahu bahwa pertanyaan yang dia lontarkan tidak akan membawa kebaikan. Namun karena Khrisnan masih terus ngotot, dia bisa merasakan sendiri bagaimana akhirnya Robert keluar dari ruangan sambil mengatai dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun