Insiden tragis setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022-23 menjadi momentum perdamaian suporter di Indonesia. Laga Arema FC vs Persebaya menyimpan duka mendalam. Betapa tidak? Duel bertajuk derbi Jatim itu menelan korban jiwa. Berdasarkan laporan terakhir, terdapat 131 orang meninggal dunia, sedangkan ratusan lainnya menderita luka-luka. Tentunya, kabar ini sangat menyedihkan bukan saja bagi dunia sepak bola Tanah Air, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Berikut kronologi peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, ketika wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, suasana masih tergolong kondusif. Hanya saja para pemain Persebaya Surabaya memang langsung berlari ke dalam ruang ganti sebagai langkah antisipasi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan.
Sementara itu, para pemain Arema FC berjalan ke tengah lapangan seperti yang biasa mereka lakukan. Mereka bermaksud memberikan penghormatan kepada Aremania yang telah memberikan dukungan penuh di Stadion Kanjuruhan meski pada akhirnya Singo Edan harus kalah.
Namun, saat itu sudah ada beberapa Aremania yang masuk lapangan. Mereka tidak melakukan aksi yang anarkis tapi justru menghampiri para pemain Arema. Ada yang memeluk Sergio Silva, ada pula yang berbicara dengan kapten tim, Ahmad Alfarizi. Namun, situasi kemudian mulai sulit untuk dikendalikan. Seorang Aremania masuk lapangan sambil berlari membawa bendera Persebaya Surabaya yang dicoret. Kemudian aksi itu diikuti oleh Aremania lainnya yang masuk ke dalam lapangan dan jumlahnya makin banyak. Personel keamanan pun melakukan tindakan dengan mengamankan para pemain Arema FC untuk masuk ke ruang ganti stadion. Hal itu menjadi prioritas karena mulai ada lemparan botol kemasan air mineral yang ditujukan kepada tim Arema FC.
Semakin lama semakin tidak kondusif suasana yang terjadi di dalam stadion. Banyak supporter yang mulai ikut turun ke dalam lapangan yang mengakibatkan pihak keamanan menjadi lebih sulit untuk menghentikan mereka. Sehingga dengan berbagai pertimbangan, pihak keamanan pun memutuskan mendorong para supporter untuk mundur dengan lebih tegas lagi dengan cara melemparkan gas air mata ke supporter dan kearah tribun penonton. Karena hal ini, banyak memakan korban. Mulai dari terluka ringan, terluka parah, dan bahkan ratusan yang meninggal. Banyak saksi mata yang mengatakan ini terjadi karena disebabkan oleh gas air mata yang dilemparkan oleh para petugas dan tidak sedikit juga yang menyalahkan para pendukung arema karena memulai hal ini terjadi.