Mohon tunggu...
erlin novita idje djami
erlin novita idje djami Mohon Tunggu... Ilmuwan - peneliti arkeologi

Jayapura, Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal "Orudia", Wadah Musyawarah Suku Bangsa Yokari, Kabupaten Jayapura

18 Februari 2020   11:04 Diperbarui: 18 Februari 2020   19:33 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
orudia atau batu lingkar adat (dokpri)

Melanglang di tanah Papua tentunya banyak menambah wawasan atau memperoleh pengetahuan terutama berkait dengan budaya maupun tradisi-tradisi yang mempunyai  nilai khas.

Tanah Papua yang memiliki sekitar 254 suku bangsa di berbagai wilayah dengan beragam budayanya mencerminkan bahwa hasil cipta, rasa, dan karsa nenek moyang mereka hingga kini masih terwariskan, bahkan masih dimanfaatkan dalam kehidupan berkearifan lokal di masing-masing tempat.

Di antara budaya atau tradisi yang perlu diketahui dan dipahami adalah budaya orudia sebagai suatu bentuk materi budaya warisan leluhur yang oleh masyarakat suku bangsa Yokari, Kabupaten Jayapura masih tetap dipertahankan keberadaannya.

Mengenal dan mengunjungi lokasi di mana orudia berada sekaligus menggali informasi terkait fungsi dan perananya akan menambah wawasan bersama bahwa betapa kayanya kita memiliki sumber daya budaya yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.

Orudia (batu lingkar adat) adalah sejumlah bongkahan batu yang ditata membentuk sebuah lingkaran di bagian tengahnya terdapat perapian. Berdasar informasi yang diperoleh dari tokoh masyarakat setempat, orudia merupakan tempat duduk di mana masyarakat suku bangsa Yokari melakukan pertemuan atau sebagai wadah musyawarah guna membahas masalah-masalah adat mencakup berbagai aspek kehidupan.

wawancara penulis dengan warga setempat (dokpri)
wawancara penulis dengan warga setempat (dokpri)

Mengingat fungsi orudia sebagai wadah atau tempat pertemuan untuk bermusyawarah membahas berbagai masalah adat yang cakupannya sangat luas -- sehingga masyarakat setempat membagi orudia dalam dua kelompok besar, yaitu orudia damai dan orudia perang.

Untuk orudia damai terbagi lagi ke dalam beberapa kelompok yang terkait dengan kehidupan ekonomi, sosial-budaya, dan religi. Sedangkan untuk orudia perang hanya ada satu yang khusus terkait dengan masalah perang.

Perang dimaksudkan di sini adalah perang antarkelompok, atau untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi antarmasyarakat.

Dalam perspektif kebudayaan, keberadaan orudia ini menjadi layak dipahami mengingat perannya yang banyak memberikan kontribusi nyata dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan warga setempat.

Orudia sebagai sebuah konsep budaya nenek moyang dan tergolong sebagai budaya megalitik yang masih mentradisi atau tetap dijalankan oleh masyarakat suku bangsa Yokari hingga kini, bahkan konsep budaya tersebut telah menjadi simbol dalam kehidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun