Mohon tunggu...
Erlangga Wijaya
Erlangga Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis muda yang aktif di media sosial

Muda, Karya dan Kaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wacana Sekolah Tiga Hari dan Pentingnya Skill Siswa

17 Desember 2019   21:24 Diperbarui: 17 Desember 2019   21:35 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa waktu yang lalu Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto menyampaikan usulan pemangkasan waktu sekolah menjadi 3 hari saja dalam seminggu. Hal ini disampaikan Kak Seto saat memberikan masukan di Mapolres Metro Jakarta Utara terkait aksi tawuran maut yang terjadi di Sunter.

Kak seto berpendapat bahwa sistem sekolah 3 hari ini sangat cocok dan bagus untuk diterapkan di Indonesia. Ada sejumlah alasan yang mendasari pemikiran kak Seto, diantaranya Pertama, Sudah teruji.  Menurut Kak Seto, sistem sekolah tiga hari itu sudah di uji coba selama 13 tahun di homeschooling miliknya. Kak Seto menyamapikan bahwa di homeschooling miliknya, sekolah hanya tiga hari dalam seminggu dan itu pun hanya tiga jam perharinya.


Kedua, Menghasilkan lulusan yang unggul. Menurut Kak Seto, sekolah-sekolahnya tersebut walaupun menerapkan belajar mengajar hanya tiga hari saja, tetapi tetap mampu melahirkan lulusan yang kompeten dan unggul. Bahkan lulusan-lulusan sekolahnya sudah teruji berhasil masuk Kedokteran UI, Gajah Mada dan Undip. Selain itu juga ada yang masuk USU, Unhas, ITB dan IPB.

Ketiga, anak senang sekolah. Kak Seto berpendapat, kemampuan untuk melahirkan lulusan unggul itu bisa terjadi lantaran anak-anak merasa senang saat bersekolah dan bukannya senang saat sedang liburan.

Keempat, Pembelajaran yang efektif. Kak Seto mengatakan bahwa di sekolahnya proses belajar mengajar dibangun secara efektif dengan memanfaatkan diskusi antar sesama. Tidak hanya itu, PR yang diberikan pun harus memicu kreativitas si anak. Sehingga menurut Kak Seto, anak-anak tidak jadi "robot" yang diharuskan menerima setiap pelajaran yang ada tanpa mempertimbangkan bakat terpendam mereka yang berbeda-beda.

Kelima, Pengembangan minat bakat. Terkait usulannya yang memotong jam pelajaran di sekolah, Kak Seto melihat anak-anak memiliki kesempatan untuk bisa mengembangkan minat bakat, tak hanya berprestasi di bidang akademis. Anak-anak yang berbakat dalam bidang yang lain bisa menekuninya tanpa harus disibukkan dengan waktu sekolah yang banyak.

Keenam, memiliki waktu yang lebih lama bersama keluarga. Dengan sedikitinya waktu sekolah, maka anak-anak menurut Kak Seto bisa memiliki waktu yang lebih lama untuk bersama kelurganya.

Sebenarnya, apa yang disampaikan kak Seto ada benarnya. Karena saat ini, zaman telah memasuki revolusi  industri 4.0 dimana banyak pekerjaan telah digantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan. Namun, walaupun demikian dengan terjadinya revolusi industri 4.0 pekerjaan-pekerjaan jenus baru juga mulai bermunculan. Ada sejumlah pekerjaan yang sangat dibutuhkan dalam beberapa puluh tahun kedepan. Yaitu;

1. Ahli Matematika

Karier seseorang yang ahli matematika tidak hanya sebatas menjadi guru atau dosen saja, tetapi juga dalam perkembangan teknologi di masa depan. Beberapa perancangan teknologi tak akan lepas dari ilmu matematika, seperti statistik, logika simbolik, algoritma pemrograman, dan lain sebagainya.

2. Programmer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun