Mohon tunggu...
erkisa _074
erkisa _074 Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa ilmu komunikasi broadcasting universitas kristen satya wacana SALATIGA

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tayangan Seperti Apa yang Layak Untuk Anak-anak?

19 September 2015   23:26 Diperbarui: 20 September 2015   07:32 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Televisi berkembang begitu cepat dengan berkembangnya teknologi elektronik , mengapa? karena televisi sudah merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Mulai dari tayangan televisi di tahun 1950an yang dahulu hanya hitam putih lalu tahun 1967 berkembang menjadi lebih memiliki warna , lalu dari tayangan yang dahulu hanya tayangan edukasi saja sekarang sudah ada tayangan yang berupa hiburan misalnya acara music , kartun ataupun sinetron , dari pilihan channelnya pun dulu televisi pertama kali ada yaitu TVRI dan sekarang dengan mulai muncul channel lain seperti RCTI , TVONE , METRO TV , TRANSTV , TRANS7 , SCTV , GLOBAL TV dan lain-lain , bahkan sekarang mulai muncul channel baru seperti NET TV , RTV , KOMPAS TV , SINDO TV, Spacetoon , dan tahun 1980an munculah tv kabel yang bisa menonton film-film barat ataupun kegiatan artis-artis favorite kita melalui channel dari tv kabel tersebut, dan di tahun 1996 pengguna televisi sudah mencapai 1 juta http://ragammaya.blogspot.com/2014/01/sejarah-televisi-dan-perkembangannya.html#ixzz3m69pqYPG

Semakin lama perkembangan acara di televisi pun semakin menarik bahkan beberapa tayangan ada yang mengandung unsur kekerasan contohnya seperti pukul-pukulan atau saling ejek-mengejek satu sama lain yang dapat diikuti oleh anak-anak , lalu tayangan seperti apa yang layak ditonton oleh anak-anak? Seperti yang dikatakan George Gerbener dalam teori kultivatis  yang isinya efek dari media massa lebih kumulatif , maksudnya efek dari televisi ini tidak lagsung terlihat namun dampaknya dapat dirasakan oleh para penikmat televisi termasuk anak-anak. Sekian banyak acara televisi di stasiun-stasiun televisi , seperti apa yang layak untuk dipertontonkan oleh anak-anak? Apakah sinetron , kartun atau reality show? Acara yang baik untuk di tonton oleh anak-anak yang mengandung unsur mendidik namun tetap ada unsur menghiburnya , misalnya seperti acara yang ada di TRANS 7 seperti dunia air , bolang , laptop si unyil.

Lalu apakah tayangan musik itu baik untuk ditonton oleh anak-anak? Sebenernya tidak masalah namun acara musik sekarang sering sekali mengandung unsur kekerasan , percintaan dan lagu-lagunya pun banyak sekali yang mengandung percintaan dan sangat jarang lagu anak-anak untuk dinyanyikan.

Lalu bagaimana dengan acara kartun , kartun yang seperti apa yang layak ditonton oleh aak-anak? Kartun yang layak ditonton oleh anak-anak yaitu kartun yang tidak mengandung unsur kekerasan , karena sekarang banyak sekali kartun yang mengandung unsur kekerasan ataupun unsur negative yang seharusnya tidak ditonton oleh anak , contohnnya seperti kartun tom and jerry , crayon sinchan , upin dan ipin , spongebob. Mengapa kartun yang sering kita tonton tidak baik ditonton oleh anak-anak? Coba tonton dengan baik kartun-kartun tersebut mengandung unsur negative untuk anak-anak misalnya memukul , dan menyiksa. Untuk contoh kartun yang layak ditonton oleh anak-anak misalnya contohnya di channel LATIVI dalam program LATIVI KIDS atau misalnya NICKELODEON seperti kartun rugrats , dora the explorer , franklin dan masih banyak lagi.

Nah , bagaimana dengan peran para orang tua? Sebagai orang tua yang cerdas , pilihlah tontonan yang baik untuk anaknya , misalnya belikanlah kaset yang isinya lagu anak-anak , seperti lagunya tasya , Joshua , cikita , dan masih banyak lagi atau ajarkan lagu-lagu daerah , karena kebanyakan dari anak-anak sekarang tidak hafal dengan lagu daerah dan tidak tahu lagu anak-anak itu seperti apa dan agar anak-anak juga lebih mencintai budaya dari Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun