Mohon tunggu...
erisman yahya
erisman yahya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah, maka kamu ada...

Masyarakat biasa...proletar

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Hal yang Kita Harapkan dari Seorang KH Ma'ruf Amin

10 Agustus 2018   13:46 Diperbarui: 10 Agustus 2018   17:18 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: news.moslemcommunity.net)

Kiai sepuh. Itulah kesan pertama ketika melihat Prof. Dr. KH Ma'ruf Amin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang kini secara resmi telah menjadi Cawapres mendampingi Capres Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang.

Bagaimana tidak. Usia sang Kiai memang sudah sepuh, 75 tahun. Beliau lahir di Tangerang, Banten, pada 11 Maret 1943 atau lebih-kurang dua tahun sebelum negeri ini merdeka.

Tapi meski sepuh, karena kapasitasnya sebagai seorang ulama sekaligus menyandang amanah sebagai pimpinan tertinggi organisasi keagamaan yang diakui negara (MUI) plus kedudukannya di kepengurusan PBNU (Rais 'Aam), barangkali telah menjadi pertimbangan utama untuk memplot sang Kiai menjadi Cawapres.

Pak Jokowi dan partai-partai pengusungnya sangat menyadari tentang isu agama yang selama ini menjadi "jualan" politik sebagian pihak. Tegasnya, selama kepemimpinan Presiden Jokowi, banyak tokoh agama (baca Islam) yang merasa diperlakukan secara tidak adil. Bahkan, Pemerintahan Jokowi dianggap telah banyak melakukan kriminalisasi ulama. Contoh paling tegas adalah kasus Habib Rizieq Syihab.

Penunjukan KH Ma'ruf Amin tentunya adalah jawaban terhadap isu-isu sensitif tersebut. Pak Jokowi Cs seolah ingin berkata, "Bagaimana mungkin kami tidak memihak Islam. Bagaimana mungkin kami dianggap melakukan kriminalisasi ulama. Cawapres yang kami usung saja adalah ketua ulama-ulama se-Indonesia..!"

Cuma, apa yang bisa diharap oleh umat Islam dari seorang KH Ma'ruf Amin? Apakah jika nanti terpilih dan duduk sebagai Wapres, Kiai akan mampu mengayomi, memprioritaskan, mengakomodir aspirasi dan kepentingan umat Islam?

Apakah jika nanti terpilih, Kiai akan ikut mewarnai pemerintahan dan bisa memberikan tempat-tempat atau jabatan-jabatan strategis kepada umat Islam? Apakah jika terpilih nanti dapat dipastikan tidak akan ada lagi kriminalisasi terhadap ulama? Dan sejuta pertanyaan lainnya.

Melihat sepak-terjang Kiai selama ini, baik sebagai Ketua Umum MUI atau pun sebagai Rais 'Aam NU, Kiai nampak selalu lebih mengedepankan kedamaian, kesejukan dan ketenangan dalam bersikap.

Kiai bukanlah tipe pemimpin yang kontroversial. Bukan pula anti kemapanan. Namun juga harus diakui, Kiai bukanlah seperti Wapres Jusuf Kalla yang lincah, kreatif, penuh ide dan kadang punya gebrakan tak terduga.

Jika maksud dan tujuan Pak Jokowi Cs memplot Kiai untuk menghadirkan ketenangan dan kedamaian di kalangan umat Islam, maka insya Allah hal itu bisa tercapai. Apalagi, mayoritas warga NU yang merupakan mayoritas di negeri ini, pasti mendukung apapun kata sang Kiai.

Namun harapan bahwa Kiai (jika terpilih) akan membuat gebrakan besar untuk kemajuan umat dan bangsa Indonesia, sepertinya sulit terjadi. Tidak usahkan Kiai, Wapres JK saja yang kita kenal gesit dan kreatif, selama mendampingi Presiden Jokowi hampir tidak nampak kiprahnya. Apalagi faktor usia sedikit banyak tentu saja akan menghambat mobilitas dan kreativitas seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun