Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Perbedaan Menjual versus Menolong

17 Juni 2022   16:39 Diperbarui: 17 Juni 2022   16:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sering menerima penawaran bertubi-tubi? Apapun kondisi kita, si penjual terus saja ngerocos. Inilah yang membedakan kita apakah ingin menjual sesuatu atau menolong. 

Prinsipnya sama. Sama2 menukar uang dengan kebutuhan konsumen. Tapi ada hal yang berbeda jika motivasi kita menjual dibandingkan menolong. 

Menjual

Target sebanyak mungkin produk yang dijual. Tidak terlalu peduli apakah yang membeli benar-benar membutuhkan. Tak jarang ada info yang disembunyikan / dilebih-lebihkan agar produknya laku.  

Menolong

Hanya menawarkan kepada yang memerlukannya. Benar-benar melihat kebutuhan konsumen. Cocok atau tidak. Disertai info yang sejelas-jelasnya, kelebihan / kekurangan produk tersebut. 

Menjual

Tidak senang dengan adanya kompetitor, apalagi jika harga yang ditawarkan kompetitor lebih ekonomis. 

Menolong

Tidak masalah jika ada kompetitor, malah senang berarti produk kita digemari orang (baca: laku / bermanfaat). Jika ada yang menawarkan harga lebih kompetitif, mengevaluasi diri, apakah ada prosedur yang bisa lebih diefisienkan. Jika tidak, nggak masalah. 

Bagaimana pendapat Anda, teman?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun