Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa perempuan.Â
Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakni lebih dari 68% dari total populasi. (sumber: Katadata)
Dari angka itu, pendudukan kategori muda yakni umur antara 15-34 tahun jumlahnya mencapai lebih dari 43 juta jiwa. Angka yang fantastis!
Jumlah itu tentu sebetulnya memiliki keunggulan bagi Indonesia, apalagi usia muda warga Indonesia cenderung ada dalam kategori digital native, generasi yang proses perkembangan fisik dan mentalnya sudah terpapar dan dipengaruhi oleh pola pikir digital.
Jika generasi muda ini diarahkan pada kebaikan maka power yang dimilikinya akan berdampak besar bagi kepentingan yang tidak hanya bertumpuk pada nilai diri saja tapi lingkungan dan negaranya.
Sejak pemerintahan Pakde Jokowi, generasi muda ini betul-betul mendapat tempat. Pemerintah tahu betul bagaimana membimbing generasi muda untuk maju menjadi penggerak perubahan di Indonesia. Misalnya beberapa program yang dijalankan mendorong generasi muda mengembangkan startup, dan peningkatan kompetensi agar unggul di dunia kerja.
Setidaknya, upaya pemerintah yang dibalut dalam banyak program tersebut merupakan cara membentuk pola pikir yang mengedepankan bahwa Indonesia terbentuk dan maju oleh sumbangsih setiap pribadi masing-masing. Ini sebetulnya makna bela negara yang sejati.
Setiap individu warga negara mendorong perubahan dari posisinya masing-masing. Bergerak, berinovasi, bekerja keras dan peduli terhadap negara. Karena era digital sekarang ini adalah momennya yang muda, bergaya dan berdaya.
Tabik!