Mohon tunggu...
Erick Disy Darmawan
Erick Disy Darmawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Iman, Ilmu dan Amal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jadilah Manusia Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Faktor Alih Fungsi Lahan, Bencana di Majalengka Didominasi Banjir dan Longsor

21 Januari 2021   16:33 Diperbarui: 22 Januari 2021   03:20 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personil BPBD saat memantau data kebencanaan di Majalengka. (Dokpri)

MAJALENGKA - Data yang diperoleh dari BPBD Kabupaten Majalengka, jumlah bencana alam di Kabupaten Majalengka terhitung menurun pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.

Dihimpun kompasiana.com, jumlah bencana alam diluar virus corona pada tahun 2019 tercatat ada 323 bencana alam sedangkan tahun 2020 ada 224 total peristiwa.

Namun baru-baru ini belum genap 1 bulan, data BPBD hingga 18 Januari 2021 sudah tercatat ada 32 bencana alam yang menerjang Kabupaten Majalengka. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam musibah pada awal bulan itu.

Berbeda dengan tahun 2019, tahun itu kebakaran hutan mendominasi bencana lainnya tercatat ada 86 kejadian, disusul tanah longsor 68 kejadian, 25 kali pohon tumbang, 24 kali kekeringan, 22 kali kejadian kebakaran bangunan dan angin puting beliung.

16 kali banjir, 15 kali pergerakan tanah, sambar petir 10 kejadian, orang hanyut 5 kali, gempa bumi 1 kali dan bencana alam lainnya 29 kejadian.

Sedangkan tahun 2020 dan 2021, bencana longsor mendominasi bencana lainnya.

Tercatat tahun 2020, ada 92 kali bencana longsor terjadi pada tahun itu, sedangkan urutan kedua ada bencana banjir 30 kasus.

Sama dengan tahun 2021 bencana longsor mendominasi yakni 9 kasus. Di luar tanah longsor, bencana banjir juga tercatat lumayan sering terjadi, 7 kali.

"Peristiwa banjir dan longsor sering terjadi pada akhir-akhir ini. Kalau kata logika saya sih, pertama karena jumlah manusia semakin banyak yang jadi korban biasanya alam, hutan menjadi sawah, tadinya sawah menjadi rumah, alih fungsi lahan jelas menjadi salah satu faktor bencana alam," jelas Kasi Bidang Pencegahan Dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Majalengka, Seno S Rukmana, Kamis (21/1/2021).

Di luar banjir dan longsor, tahun 2020 tercatat ada sejumlah jenis bencana lainnya juga pernah terjadi di daerah ini. 

Yakni jenis bencana erosi terjadi 20 kasus, cuaca ekstrim 19 kasus, gerakan tanah 14 kasus, karhutla 7 kasus, sambaran petir dan kebakaran bangunan ada 2 kasus sedangkan bencana lainnya ada 34 kasus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun