Setelah berabad-abad lamanya, akhirnya pada tahun 1942 tirani Belanda dipaksa usai atas bumi Indonesia ditandai dengan hengkangnya pasukan negeri kincir angin itu dari negeri ini.Â
Maka artinya, telah 75 tahun yang lalu tirani penguasaan mereka berakhir atas negara kita berikut segala sesuatunya terkait strategi operandi penjajahan mereka.
Namun di luar dugaan realitasnya kini yang cukup MENCENGANGKAN, kendatipun hengkangnya mereka praktis sudah selama itu, simsalabimmm...abrakadabraaa, ternyata doktrin DEVIDE ET IMPERA yang dahulu mereka andalkan itu bagi memecah belah bangsa besar kita masih saja tetap AWET langgeng HINGGA SAAT INI dengan amat celakanya doktrinasi tersebut malah dilestarikan sendiri dengan mahirnya oleh kalangan bangsa ini sendiri!
Musibah nan Tragis bukan???
Berbagai aksi intoleransi, provokasi KEBENCIAN BUTA antar kemajemukan negeri kita termasuk hal agama terhadap sesama kita anak bangsa sendiri lagi dan lagi silih berganti terus saja terjadi, dengan tajuk langganan tetapnya selalu tentang kepicikan fanatisme SARA.Â
Ujung-ujungnya muncul rasa antipati antar golongan, terpercik api sentimen, puncaknya meletus konflik horizontal!
Rasa persatuan/kesatuan bangsapun sontak luluh-lantak kembali bagai sebuah rumah besar yang ambruk seketika hanya karena tiupan angin, dan harus dibangun kembali dari awal dengan bersusah-payah.
Pertanyaan relevan bagi kita kemudian, apakah benar paradigma usang konservatif DEVIDE ET IMPERA itu memanglah sedemikian keramatnya, ataukah karena sebagian karakter bangsa kita memang sudah ditakdirkan BEBAL?
Well kalau boleh tahu, apa sih yang dicari?
👉 Kepingin mencicipi rasanya menjadi sosok kompeni kah?
👉 Unjuk gigi pamer arogansi?Â