Tololisasi Polemik SARA Mengintai Rakyat

TOLOLISASI adalah sebuah analogi yang saya angkat dengan asumsi bahwa tolol/kebodohan adalah sebuah persepsi dan sikap anomalistik, kontra obyektif, kurang cerdas, bahkan pada fase lanjutan dapat bersifat desktruktif, yang dapat dibentuk secara sengaja, dengan pola-pola persuasif dan sistematis oleh oknum pihak tertentu dalam tendensi kepentingan eksklusif.

Baiklah berikut ini akan saya paparkan dasar pemikiran, realitas, hingga aspek-aspek terkaitnya.

Hemat saya, Tololisasi Nasional akan terus diupayakan atas rakyat Nusantara ini oleh oknum kelompok/pihak yang notabene masih 'itu-itu juga.'

Tajuk fanatisme agama sentimen sektarian masih saja dijadikan menu andalan kendatipun abad 'kuda gigit besi' kini telah berganti abad Millenium ke-2, 'sebodo amat'...BIGOT STYLE jalan terus, kacamata kuda tentunya!

Betapa tidak, siasat 'Devide et impera' telah terbukti manjur mendulang sukses berat sejak digulirkan oleh imperialis berabad-abad silam termasuk hingga bahkan SAAT INI wah...

Tentu saja kini pertanyaan yang sangat mengusik di benak apakah benar tipikal masyarakat Indonesia masuk dalam klasifikasi 'ANTI MOVE ON' atau kerap kesulitan belajar dari berbagai rentetan pengalaman. 

Data dan fakta menunjukkan, berbagai kegaduhan sosial yang sukses 'diciptakan' hingga saat ini mayoritas ber-headline SARA. Seolah tanpa mengenal kata kapok masyarakat kita terus saja menjadi konsumen setia berbagai 'produk' hasut propaganda tersebut bahkan.......mulai terkesan KECANDUAN!

Wawww, fenomena apakah gerangan ini sesungguhnya, Civil Society kian tampak jauh dari harapan. Cita-cita tatanan masyarakat madani tinggallah onggokan belulang impian semu belaka.

Tololisasi adalah siasat yang pada umumnya merupakan agenda yang digarap ekstra serius oleh pemilik-pemilik kepentingan atas kondusifitas yang memang amat memungkinkannya.

Variabel utamanya tentu saja kalangan masyarakat dengan kondisi labil sebagai obyek sasaran kemudian ketersediaan sarana operasional; saat ini media-media sosial dan para juru propaganda dengan kamuflase tokoh agama adalah sarana paling signifikan menjangkau obyek lintas jarak lintas dimensi waktu. 

Beberapa catatan faktual tentang kesuksesan operandi tololisasi ini telah dapat kita rangkum bersama, sebut saja diantaranya: animo sekalangan WNI kita berafiliasi dengan ISIS pasca mengkonsumsi propaganda ISIS di media-media sosial, sentimen buta terhadap tokoh nasional kita akibat hasutan 'gelap' berulangkali dan cukup gencar, kegaduhan di Pilkada DKI silam, trend paranoid PKI yang melenggang di tiap bulan September tiba, tak ketinggalan percikan-percikan sentimen motif sentimen agama di daerah-daerah menjelang perhelatan Pilkada serentak 2018 mendatang.