Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bukan Vibes Puasa dan Lebaran yang Berkurang, Kita Saja yang Sudah Dewasa

23 Maret 2025   20:16 Diperbarui: 24 Maret 2025   06:49 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual dan pedagang takjil di bulan Ramadan (Unsplash/Umar ben)

Tinggal beberapa hari lagi kita akan meninggalkan bulan Ramadhan. Ada yang sedih karena masih ingin berada di bulan suci, ada pula yang biasa saja karena beberapa hal. Banyak yang bilang bahwa puasa dari tahun ke tahun vibes-nya malah berkurang. Mungkin bukan berkurang, kita saja yang sudah beranjak dewasa.

Kalau dilihat-lihat, anak-anak di kampung sampai kompleks masih antusias menyambut bulan suci Ramadhan. Mereka masih rutin ngabuburit menunggu beduk azan Magrib sambil mencari takjil. Usai Magrib, anak-anak berbondong-bondong ke masjid membawa sarung untuk salat Tarawih meskipun beberapa di antaranya ada yang sambil bercanda.

Itulah yang saya dan kalian rasakan ketika kecil dahulu, di mana selalu bersuka ria ketika bulan Ramadan datang. Vibes Ramadhan akan selalu sama jika anak-anak yang merasakannya. Bukan hanya anak-anak, sebenarnya kita juga masih bisa bersuka ria saat Ramadhan datang, asalkan ada motivasi dalam diri.

Dewasa Membuat Semua yang Kelihatan Menyenangkan Menjadi Biasa Saja

Banyak yang bilang kalau menjadi dewasa itu tidak menyenangkan, berat, penuh tekanan mental, penuh beban, dan segala tetek bengeknya. Semua yang terlihat menyenangkan seakan biasa saja karena sudah fokus dengan urusan pribadi masing-masing. Ada yang bekerja, kuliah, usaha, dan urusan-urusan lainnya sehingga tidak ada ruang untuk menikmati yang seharusnya dinikmati.

Dewasa sebenarnya tidak semengerikan itu jika kita bisa mengontrol diri kita dengan bijak. Semua orang akan menuju dewasa. Semua orang dewasa akan menuju fase menjadi orang tua hingga lansia. Fase dewasa memang membutuhkan ruang untuk menikmati hal-hal yang sebenarnya sudah menjadi tradisi, termasuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Ada lagi yang bilang bahwa hari Raya Idul Fitri vibes-nya hanya beberapa jam saja, setelah itu sudah seperti biasa lagi. Berbeda dengan zaman dulu ketika vibes Lebaran berlangsung cukup lama hingga satu minggu. Ya, kembali lagi, bahwa itu masa-masa saat kita masih kecil atau saat masih bersekolah.

Perbedaan Lebaran Sekarang dengan Dahulu yang Saya Rasakan

Dahulu, saat Lebaran tiba, setelah salat Ied saya selalu langsung diajak oleh kedua orang tua saya berlibur ke rumah nenek yang ada di kampung. Suasana yang terasa memang sangat syahdu. Bertemu dengan keluarga besar dan yang sangat saya tunggu-tunggu yaitu saat pembagian THR. Hahaha.

Kini, saat beranjak dewasa, saya lah yang "harus" memberi THR kepada bocil-bocil yang kini hobinya main FF atau ML. Dahulu suasana puasa dan Lebaran memang masih terasa menyenangkan bagi kita yang kini sudah menginjak dewasa. Sebab, saat itu keluarga kita masih lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun