Mohon tunggu...
Era Puspitayanti
Era Puspitayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hasil karya tulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 terhadap Stabilitas Sistem Keuangan pada Sektor Pariwisata di Bali

5 Desember 2020   15:15 Diperbarui: 5 Desember 2020   15:17 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Ni Kadek Era Puspitayanti  (1717051284)

(Karya tulis ini merupakan Personal Project mata kuliah Teori Akuntansi yang diampu oleh dosen Luh Gede Kusuma Dewi, S.E., M.Si)

Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengalaman menunjukkan, sistem keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis, memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya.

System keuangan pada saat ini dengan adanya wabah covid-19 tentu mengami perubahan "Indikator stabilitas sistem keuangan berada pada kondisi normal di tengah masih tingginya ketidakpastian sebagai dampak dari pandemi covid-19," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2020. Untuk menghadapi  ketidakpastian akibat covid-19 tersebut, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus memperkuat sinerginya di dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan.

Sebagai salah satu sektor yang terdampak sangat dalam, kini sektor pariwisata berupaya keras mencari formula yang sesuai untuk dapat kembali bangkit dari keterpurukan dan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Sebelum pandemi terjadi, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian domestik. Pariwisata merupakan komoditas yang paling berkelanjutan dan menyentuh hingga ke level bawah masyarakat.

Sektor pariwisata dinilai memiliki andil cukup besar dalam pendapatan devisa negara, termasuk dalam penciptaan kesempatan kerja. Sejak 2013-2019 setiap tahun kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional terus menanjak. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB global pada 2019 sebesar 10% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 50% pada dekade berikutnya. Ironisnya, harapan tersebut dalam sekejap pupus ketika dunia dihadapkan dengan wabah Covid-19 yang berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata, termasuk Indonesia. Wabah ini telah menciptakan efek domino yang terparah dalam ekosistem pariwisata. Sejak pandemi Covid-19 muncul di Indonesia pada awal 2020, sektor pariwisata dan berabagai sektor turunannya (seperti hotel, makanan-minuman, penyedia layanan kebersihan, pemandu wisata lokal dan transportasi) mengalami pukulan besar.

Industrii pariwisata adalah industri yang melibatkan manusia sebagai komoditas utamanya. Maka dari itu, maskapai penerbangan, hotel, restoran, dan agen perjalanan yang mengandalkan pemasukan mereka dari turis mengalami krisis akibat penyebaran virus corona. Melemahnnya industri pariwisata akibat virus corona juga terjadi di Indonesia. Beberapa destinasi wisata seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok mengalami penurunan pengunjung yang cukup drastis. Bali adalah salah satu destinasi yang paling terkena dampaknya. Wisatawan mancanegara adalah sumber pemasukan nomor satu dari Pulau Dewata tersebut. Terlebih, wisatawan dari Cina adalah penyumbang terbanyaknya.

Pada bulan Februari 2020, sebanyak 392.824 wisatawan datang ke Bali menurut Kantor Imigrasi Bali dan angka ini turun sebesar 33% sejak bulan Januari akibat virus corona. Jumlah wisatawan Cina ke Bali pun berkurang drastis. Tahun 2019 lalu, sekitar 2 juta wisatawan Cina mengunjungi Bali sedangkan pada bulan Februari hanya ada sekitar 4 ribu wisatawan.

Diperkirakan Bali aan sulit untuk mencapai target melebih 2 juta pengunjung di tahun 2020 ini. Pantai terlihat sepi dari pengunjung. Hanya ada pengelola usaha yang duduk santai di pesisir. Beberapa kapal pesiar bahkan memutuskan untuk tidak berlabuh di Bali. Selain itu, jumlah penghuni hotel di Bali turun sampai 70 persen sejak virus corona menyebar dan hal ini berpengaruh terhadap kesejahteraan para karyawan.

Meskipun begitu, Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan imabuan kepada pengusaha hotel dan travel supaya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Akan tetapi, dampak virus corona pada ekonomi tidak bisa dihindari. Maka dari itu, beberapa karyawan hotel di Bali hanya dibayar setengah gaji. Pemotongan ini diperlukan agar usaha tetap berjalan namun juga menjaga kebutuhan ekonomi para karyawan. Beberapa manajemen hotel juga meminta para perkeja mereka untuk cuti saat sedang sepi.

Seperti pada salah beberapa hotel di Kabupaten Karangasem milik Ibu Luh Asih yakni Blue Star Bungalows yang terletak di Jemeluk Beach-Amed-Abang-Karangasem mengatakan semenjak menyebarnya viris corona ini pendapatan yang diperoleh dapat dikatakan cukup rendah dari bulan – bulan sebelum adanya virus ini. Ibu Luh Asih mengatkan bahwa pendapatan yang di peroleh dari Restaurant dan Room pada bulan januari sebesar Rp.26.656.000. sedangkan pengeluaran dari  Restaurant dan Room di bulan Januari 2020 sebesar Rp.18.544.000 maka Laba Bersih yang di dapat pada Blue Star Bungalows ini sebesar Rp. 8.112.200. Sedangkan untuk Pendaptan yang di peroleh dari Restaurant dan Room pada bulan Sebtember 2020 yakni sebesar Rp9.105.000. kemudian untuk pengeluaran yang di peroleh dari Restaurant dan Room dan juga sudah termasuk gaji pegawai yang di pekerjakan pada bulan Sebtember 2020 yakni sebesar Rp. 8.056.000 maka laba bersih yang di peroleh hanya sebesar Rp.1.049.000. selain itu dari pihak karyawan mengatakan bahwa dari bulan maret 2020 pengunjung yang hadir kebanyak dari orang local atau wisatawan yang memang sudah lama berkunjung ke Bali dan belum bisa balik ke negaranya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun