Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Komitmen Jokowi untuk Perangi Pemanasan Global

4 Maret 2019   07:50 Diperbarui: 4 Maret 2019   07:57 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Iklim global sudah berubah. Bumi semakin memanas setiap harinya akibat menumpuknya gas rumah kaca yang merusak lapisan ozon dan memerangkap panas. Sinar matahari yang menembus atmosfir, tidak berbalik keluar atmosfir atau terserap bumi, tapi justru terperangkap di bawah lapisan atmosfir. Akibatnya, di bawah lapisan atmosfir suhu semakin panas setiap harinya. Seperti saat kita berada dalam ruangan berlapis kaca, maka di dalamnya terasa lebih panas karena panas yang masuk tidak keluar. Begitulah pemanasan global terjadi.

Perubahan iklim global terjadi akibat ulah manusia. Lapisan ozon tertutup gas-gas yang dihasilkan oleh produksi dan konsumsi barang dan jasa yang jumlahnya terus meningkat setiap hari. Industri, listrik, kendaraan bermotor di perkotaan, hingga deforestasi di pelosok, melepaskan gas-gas yang memicu terjadinya pemanasan global. 

Pemicu kedua adalah degradasi lingkungan di darat (hutan) dan laut yang menyerap berbagai polutan yg dihasilkan dari produksi dan konsumsi. Kombinasi keduanya membuat pemanasan global semakin meningkat setiap tahunnya.

Peningkatan produksi dan konsumsi dipicu oleh pertumbuhan ekonomi, dan populasi manusia. Untuk yang kedua, banyak muncul perdebatan di kalangan ahli. Meskipun populasi manusia terus tumbuh, namun produksi dan konsumsi terbesar terjadi pada masyarakat kalangan menengah dan atas yg jumlahnya terus meningkat. 

Sementara kalangan masyarakat bawah, tingkat produksi dan konsumsi barang jauhih rendah. Jadi bukan jumlah manusianya atau populasi manusianya yang menjadi penyebab, namun tingkat produksi dan konsumsinya.

Lalu bagaimana dengan dengan degradasi lingkungan yang terus terjadi?

Ada 2 wilayah dimana pemanasan global dapat di kendalikan, yaitu hutan dan laut. Hutan, sebagaimana lazimnya kita tahu, terdiri dari sekumpulan pohon (dan satwa liar) yang menyerap berbagai macam polutan di udara. 

Demikian pula di laut, polusi udara dibawa turun hujan masuk ke lautan sehingga udara menjadi semakin bersih. Permasalahan pada kedua wilayah tersebut, luas hutan semakin berkurang, sehingga pohon sebagai agen penyerap polusi juga semakin berkurang. 

Hutan yang ada dirubah untuk berbagai peruntukan; industri, perumahan, infrastruktur, dan banyak lainnya. Tidak hanya berkurangnya penyerap polutan, pohon sebagai penghasil oksigen juga berkurang. Sementara itu di laut, akibat hujan yang terus menerus membawa berbagai polutan menimbulkan keasaman air laut yang mematikan plankton dan zooplaankton yang bertugas menghasilkan oksigen. 

Masih ditambah dengan cemaran plastik, tumpahan minyak, limbah industri dan rumah tangga, dan banyak lainnya yang meningkatkan keasaman laut, semakin meningkatkan keasaman air laut. Lalu yang terjadi adalah plankton dan zooplankton semakin banyak yang mati.

Data Environment Protection Agency pada 2017, jenis gas pemicu pemanasan global adalah karbon dioksida (76%), methane (16%), nitrous oxide (6%) dan f-gases (2%). Sektor penghasil gas rumah kaca yaitu kelistrikan dan industri penghasil panas (25%), pertanian, kehutanan dan perubahan lahan (24%), industri (21%), transportasi (14%), perumahan dan gedung (6%), dan sektor energi lainnya (10%).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun