Wisuda merupakan salah satu kata yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat, khususnya untuk mahasiswa dan mahasiswi, wisuda tersebut momen yang sangat dinanti-nantikan oleh mereka setelah perjuangan dikampus telah usai.Â
Tidak heran jika wisuda ini sering diidentikan sebagai momen kebahagiaan, tidak hanya untuk diri sendiri melainkan keluarga dan khususnya orang tua, oleh karena itu terkadang mata itu tak mampu menahan air mata dan akhirnya terjatuh membasahi pipi.Â
Tangisan  yang timbul dari pejuang wisuda, jika orang tua tidak dapat menghadiri wisuda sang anaknya momen wisuda tidak terlepas dari perjuangan orang tua. karena tidak mudah mengantarkan sang anak menuju gerbang kelulusan yang disebut dengan wisuda.
Oleh karena itu, kesalahan jika kita heran melihat orang tua meneteskan air mata ketika anaknya telah berada digerbang tersebut. kalimat doa yang selama ini telah dipanjatkan, atas  izin darinya, keiinginan mereka dapat terpenuhi. Begitu juga dengan para pengajar baik yang berasal dari bapak/ ibu dosen, bapak /ibu guru dimasa sekolah yang dulu pernah mati - matian mengarahkan kita. Pastinya mereka bangga melihat jika sang murid telah mencapai gerbang wisuda dengan demikian pasti  penjelasan diatas kita telah memahaminya pentingnya wisuda bagi mahasiswa  tetapi dengan kondisi saat ini pasti timbul pertanyaanÂ
Kenapa org tua tidak tidak diizinkan untuk datang dihari kebahagiaan anaknya? sementara telah diurus surat izin kerumunan.Â
Lalu buat apa uang yang telah dipungut terhadap mahasiswa wisuda  jika org tua mereka tidak datang ?Â
Apakah karena covid -19 ini sehingga org tua tidak datang? buat apa diurus surat kerumunan dikepolisian jika tak datang org tua ? atau org tua tidak boleh bahagia dengan keberhasilan anaknya ?Â
Tentunya sebagai mahasiswa tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, biarlah pimpinan dan panitia ikip gunung sitoli yang dapat menjawabnya.
Oleh karena itu pejuang wisuda perlu merenungkan betapa perihnya derita org tua disaat kita dikuliahkan, sementara disaat hari kebahagian mereka melihat keberhasilan kita tidak diperlukan. oleh kareba semua itu kembali kepada mahasiswa yg wisuda untuk menyikapi hal demikian.Â
Namun perlu saya ingatkan mahasiswa wisuda
jika telah sampai digerbang wisuda berusahalah tidak melupakan jasa - jasa pihak yang telah membantu dan mendoakan selama ini.
PenulisÂ
Epicer ndruru
Mahasiswa ikip gunung sitoli Prodi PPKnÂ