Melalui tugas-tugas yang diberikan guru di sekolahnya, anak akan belajar bertanggung jawab. Mampukah menyelesaikan tugas dengan tepat waktu? Bisakah mengatur waktu antara tugas sekolah dengan tugas-tugas rumah atau organisasi yang diikutinya?
Bila anak hanya berperan sebagai siswa, mungkin tanggung jawabnya tidak terlalu berat. Namun berbeda bila anak tersebut mendapat tugas di luar jam pembelajaran, salah satunya sebagai pengurus organisasi sekolah. Tentu menjadi beban tersendiri bagi anak.
Misalnya seperti anak-anak OSIS MTsN 2 Blitar yang sedang melaksanakan program bagi takjil di buan Ramadan. Capek, pasti. Lelah, tentulah. Bayangkan, sejak pukul tujuh mengikuti pembelajaran di kelas, setelah pulang sekolah, ganti baju terjun ke dapur untuk mengolah bahan makanan, mengemas dan menyajikan kepada orang lain.
Di sinilah anak akan belajar bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab. Seberapa besar dedikasinya terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikanya. Seberapa besar perjuangannya melawan hawa nafsu untuk mungkir dari pilihan hidupnya.
Melalui pembiasaan kegiatan nyata di sekolah, akan terbentuk karakter tanggung jawab siswa menjadi lebih kuat. Bentuk tanggung jawab inilah yang akan mengantarkan anak-anak ini menjadi pribadi yang hebat ketika kelak menghadapi tugas-tugas yang sebenarnya.
"Sedikit makanan dari kami Ibu, semoga berkah".
"Alahmadulillah, semoga selalu sehat dan tambah pinter ya Nak".
"Selamat berbuka ya Dik, selamat menikamati sajian kami".
"Terimakasih Mbak, sukses ya mbak".
Begitu sekelumit percakapan antara anak-anak OSIS ini dengan para pengguna jalan ketika menerima takjil. Tampak aura kebahagiaan, baik pemberi dan penerima. Benar sekali ungkapan bahwa bahagia itu ketika kita mampu membuat orang lain bahagia. Bahkan ada doa tulus yang mengalir dari penerima takjil