Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Cara Hadapi Si Tukang Resek

25 Juli 2020   21:07 Diperbarui: 26 Juli 2020   07:52 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa sih mbak, si A itu selalu saja memberi komentar buruk terhadap semua yang  saya lakukan. Apa saja yang kerjakan di mata si A tidak ada yang benar, selalu saja salah. Setiap hari kerjaanya jelek-jelekin orang lain. Mending kalau yang disampaikan itu benar, terkadang justru banyak bumbunya daripada kenyataannya."

Pernahkah Anda, mendengar curhatan seperti itu? Atau bahkan mungkin Anda sendiri punya pengalaman mempunyai "fans" berat dilingkungkan kerja atau tetangga? Yaitu seseorang yang selalu memikirkan kita setiap saat, senantiasa melihat diri kita dari berbagai posisi.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita tidak bisa lepas dari penilaian orang lain. Apalagi jika pekerjaan kita itu berhubungan dengan orang banyak. Pasti selalu ada sorotan orang lain.

Biasanya orang yang menjadi pusat penilaian itu adalah orang-orang yang mempunyai peran banyak di lingkungannya, mereka yang bisa memberi pengaruh besar dalam perubahan di sekitarnya. Semakin banyak hal-hal yang dilakukan, maka akan semakin banyak penilaian. Baik itu dari para pendukung atau kontra.

Penilaian baik, bagi sebagian besar orang akan membuat bangga dan berbesar hati. Sebaliknya, penilaian negatif  tidak sedikit yang menjadkan sakit hati bahkan frustasi. Pernyataan yang sering menbuat sakit hati itu biasanya hal-hal yang  dibicarakan itu tidak sesuai dengan kenyataan. Selalu ingin tahu semua urusan kita dari orang lain. Orang-orang seperti ini sering disebut dengan tukang resek.

Orang yang resek itu disebabkan karena sebenarnya ingin bisa melakukan seperti yang kita lakukan. Karena ketidakmampuannya melakukan seperti yang kita lakukan maka membuat suasana agar orang lain juga mendukung untuk membenci semua tindakan kita. Dengan demikian ketidakmampuanya itu bisa tertutupi bahkan tukang resek ini sangat lihai dalam mengurai argumennya dalam mencari dukungan dan pengakuan bahwa tindakannya itulah yang benar.

Bahkan orang yang resek akan selalu menciptakan dan menghasut setiap orang yang peduli dengan kita menjadi benci. Tujuannya agar kita berhenti melakukan perubahan dan mengikuti pola pikir si tukang resek.

Lalu, bagaimana sebaiknya menghadapi si tukang resek seperti ini? Berikut enam cara agar hati kita tidak semakin sakit dan patah semangat mengahadapi ocehan si tukang resek.

1. Tetap beri senyum terindah

Ciri si tukang resek ini biasanya mereka tidak pernah mau memberi komentar di depan kita.  Mereka selalu berbicara di belakang kita. Setiap pembicaraanya selalu dilebih-lebihkan, lebih banyak bumbunya daripada kenyataannya. Ketika berhadapan dan berkomunikasi dengan kita selalu manis dan baik hati. Hal ini karena ingin tetap menjaga harga dirinya  bahwa ia adalah sosok yang dengan pribadi yang baik.

Menghadapi tukang resek seperti ini, tetap saja berpikir positif dan beri senyuman yang terindah. Tanamkan dalam hati sebuah keyakinan bahwa selama yang kita lihat dan kita dengar itu baik, maka baiklah dia. Ketika sedang berhadapan dengan si tukang resek buang jauh-jauh komentar buruk yang pernah kita dengar. Anggap berita buruk yang pernah kita dengar itu adalah kicauan burung atau gonggongan anjing saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun