Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ini Penyebab Warga Mudah Menyebar Hoaks soal Corona

21 Maret 2020   15:33 Diperbarui: 24 Maret 2020   00:51 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
radar surabaya. Salah satu penyebar hoax yang diamankan di Surabaya.

Meski sudah banyak yang berurusan dengan pihak berwajib, masih ada saja pengguna telepon cerdas yang menyebarkan kabar bohong atau palsu yang justru membuat publik resah. Apalagi di tengah pandemi virus corona ini, tentunya semua harus lebih cerdas menyaring informasi yang diperoleh di media sosial.

Beberapa warga yang sudah ditangkap polisi karena menyebarkan berita hoax soal Corona dari berbagai daerah. Dari mulai Surabaya, Balikpapan, Blitar, Lampung, dan hampir di seluruh Indonesia ada saja ditemukan penyebar hoax.

Hingga 16 Maret 2020 sudah ada 232 hoax yang ditemukan beredar oleh kementerian Kominfo.

Lantas kenapa warga mudah menyebar hoax? Hoax ini terkait dengan perilaku pikiran bawah sadar. Secara sadar, terkadang warga sudah tahu jika informasi hoax tersebut tidak masuk akal atau tidak benar. Tapi kenapa langsung dipercaya dan langsung disebarkan? Nah inilah sifat pikiran bawah sadar.

Pikiran bawah sadar itu tidak mengenal benar atau salah, baik atau buruk, bahkan tidak mengenal dosa atau pahala hingga surga dan neraka. Yang dikenal oleh pikiran bawah sadar hanyalah untung atau rugi. Dan ini terkait dengan perasaan senang atau sedih. Untung tentu merasa senang, dan sebaliknya ketika rugi merasa sedih.

Saat merasa untung atau rugi, atau ketika senang atau sedih, pikiran bawah sadar langsung terbuka lebar. Tidak mampu lagi menganalisa sesuatu itu benar atau tidak. Begitu merasa senang atau menguntungkan, ya akan segera disebarkan informasi tersebut. Tak berbeda ketika merasa rugi atau sedih, maka langsung pula disebarkan.

Apalagi ada perasaan puas atau bangga jika menjadi orang pertama yang menyebarkan. Kalau benar sih ngga apa apa. Kalau salah? maka penyesalan yang akan didapatkan.

Terkait dengan pikiran bawah sadar itu pula, bahasa hoax pasti mengandung kalimat yang menyenangkan atau menyedihkan bahkan menakutkan. Bahasa yang mengandung kalimat itulah yang mudah menembus pikiran bawah sadar dan melemahkan nalar seseorang. Sehingga informasi langsung dianggap benar tanpa konfirmasi.

Lalu bagaimana cara mencari tahu? Begitu dapat informasi, seegera cek. Bisa dicari di google dengan kata kunci yang sesuai tema, maka akan ditemukan apakah informasi itu benar atau tidak.

Jadi, jangan buru-buru membagikan informasi ya. Cek dulu keabsahan dan kebenarannya.

Ingat, jempolmu, harimaumu!  


Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun