Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebelum Memilih Presiden, Lakukan Ini Dulu

10 Januari 2019   15:21 Diperbarui: 10 Januari 2019   15:22 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menulis artikel ini, saya harus melakukan pertimbangan sangat lama sekali. Kenapa? Karena saya tahu, menulis soal perpolitikan sangatlah menguras energi. Namun, tetap ada bagian diri saya yang mendorong dan meminta untuk menuliskannya. Untuk apa? Ya minimal untuk mengingatkan diri sendiri. Sehingga nantinya ketika memilih pemimpin, dilakukan dengan hati dan pikiran yang benar-benar nyaman.

Memilih pemimpin di negara demokrasi Indonesia ini adalah hak setiap individu, bahkan dilindungi oleh undang-undang. Maka, menggunakan hak harus benar-benar dengan penuh tanggung jawab, karena akan ikut menentikan nasib negara ini.

Indonesia adalah negara besar. Selain besar dari sisi jumlah, juga besar dari sisi wilayahnya yang sangat luas. Maka, dari Zaman Majapahit pun, tidak akan ada pemimpin di negara ini yang mampu memenuhi semua kebutuhan hidup rakyatnya.

Jangankan dalam sebuah negara, di dalam rumah tangga pun, belum tentu bisa memenuhi semua keinginan anggota keluarga. Contoh kecil saja, ketika sebuah keluarga akan mengambil keputusan untuk liburan, tentu ada banyak pendapat. 

Misalnya suami maunya liburan ke Haiti, sementara istrinya ingin pulang kampung ke Boyolali. Sedangkan anak, ada yang ingin menikmati nasi goreng murah di Singapura. Pokoknya beda-beda lah. Di sinilah peran kepala keluarga mengambil kebijakan, dan akhirnya memutuskan salah satunya.

Maka begitu pula dalam memimpin negara, setiap rakyat punya tujuan beda-beda. Ada yang mengutamakan nilai-nilai spiritual, pokoknya agama harus nomor satu. Ada juga yang mengutamakan nilai kebersamaan dan keberagaman. Ada yang mementingkan pembangunan di sektor pertanian, ada pula yang mementingkan sarana infrastruktur. Semua adalah pilihan. Nah, presiden ibarat seorang kepala keluarga, harus memutuskan dengan bijaksana. Harapannya, semua bisa terakomodir, meski tentu tidak bisa terpenuhi.

Menjelang pemilihan presiden ini, sejatinya sebagai anggota keluarga, kita sudah tahu ke mana arah pembangunan Indonesia ini akan dibawa. Bukan berarti saya menyampaikan ini seolah-olah ada sebuah keluarga dengan dua kepala rumah tangga atau satu istri dengan dua suami. Sama sekali bukan, ini hanya perumpamaan saja.

Atau supaya lebih gampang, kita ganti saja perumpamaannya seperti sedang di terminal. Bagi yang pernah ke terminal, tentu ada banyak calo yang menawarkan layanan busnya. Ada bus dengan fasilitas nyaman, ada juga bus yang biasa-biasa saja. Pilihan ada pada penumpang. Tapi, kalau kemudian salah naik bus, misalnya karena fasilitas tidak sesuai, ya jangan marah sama calonya. Karena sang calo tidak ikut, dia hanya bertahan di terminal.

Nah, calo ini seperti tim sukses. Belum tentu dia juga memilih atau ikut naik busnya. Sebab apa? Motifnya jelas, dia hanya mencari keuntungan. Soal nanti busnya bagus atau tidak, sampai tujuan atau tidak, itu bukan urusan calo. Yang penting dia sudah mendapatkan upahnya.

Supaya tidak terpengaruh dengan itu semua, maka mari kita membuat keputusan sendiri. Saya yakin, para pembaca semua sudah tahu banyak informasi tentang masing-masing calon. Baik buruknya, positif negatifnya, kelebihan dan kekurangannya, semua sudah ada. Selanjutnya, mari kita membuat timbangan mental di pikiran bawah sadar masing-masing, sesuai dengan standar kenyamanan yang dimiliki.

Misalnya, ketika memutuskan memilih pasangan calon A, segera buatlah daftar apa saja keuntungan ketika dia yang terpilih. Selain itu, tuliskan juga semua daftar kerugian jika pasangan A ini yang memimpin negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun