Mohon tunggu...
endro purnomo
endro purnomo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bebas Lepas Tanpa Batas

Menyerah Bukan Pilihan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Halim Ambiya, Syair dari Kolong Jembatan

17 Januari 2021   10:00 Diperbarui: 17 Januari 2021   10:09 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama saya Halim Ambiya, saya adalah pendiri sekaligus pengajar di Komunitas Tasawuf Underground, sebuah wadah bagi anak punk dan anak jalanan untuk belajar mengenai Tasawuf atau Sufisme. 

Bagi saya setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama di hadapan Tuhan, termasuk anak-anak jalanan dan anak-anak Punk. Mereka memiliki hak yang sama seperti halnya saya dan anda untuk menyembah Tuhan. Islam itu Agama yang membumi, milik semua pemeluknya, bukan hanya segelintir orang. 

Islam dan Ideologi Punk memang terlihat tak bisa berjalan beriringan, namun anak-anak punk dalam komunitas ini berpikir, jika punk adalah ideologi yang mengusung kebebasan, maka tentu setiap individu berhak untuk menjalankan apa yang mereka yakini, termasuk beragama. 

Tujuan saya mendirikan Komunitas Tasawuf Underground adalah untuk memotivasi, dan membimbing anak-anak jalanan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak lewat metode Jalan Pulang. Jalan Pulang kepada Tuhannya, dan Jalan Pulang kepada kehidupan yang lebih baik. 

Karena itulah Di Komunitas ini, mereka juga dibekali keterampilan hidup. Salah satunya keterampilan meracik kopi. Kini beberapa sudah mahir menjadi barista dan bekerja di kedai kopi saya. 

Kedai Kopi Sholawat Saya ingin mengikis stigma negatif yang terlanjur disematkan oleh masyarakat kepada anak-anak ini. Cibiran, cemoohan, pandangan miring serta rasa benci tidak seharunya dialamatkan kepada mereka, apalagi oleh seorang muslim, karena Islam sesungguhnya adalah Agama cinta kasih. 

Penulis : Endro Aji, Mahasiswa STISIP WIDURI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun