Memutuskan untuk Jauh ( merantau) dari orang tua adalah suatu keputusan yang sangat sulit, akan tetapi, disisi lain kita juga berfikir tentang kehidupan kedepanya.
Apa yang kalian pikirkan ketika baca atau mendengarkan kata Ma, Pa!. Ingat wajahnya, ingat keringatnya saat pulang kerja, ingat makan bersama, ingat makanannya, ingat rumah, ingat canda tawa bersama, ingat bertengkar sama mereka, ingat senyumnya atau hal lain. Semua yang kalian rasakan aku pun merasakan hal yang demikian.
      Ketika seorang anak memutuskan untuk menjauh dari orang tua ( mengejar pendidikannya) kalian tau tidak?. Keputusan yang kita buat memang sulit. Akan tetapi lebih sulit lagi bagi orang tua, karena apa? mereka akan melepaskan anaknya dalam waktu yang lama. Itu artinya orang tua tidak dapat memperhatikan anaknya secara langsung,tidak bisa memberikan rasa kasih sayang, dari hal sederhana seperti memperhatikan makan atau hal sederhana lainya.
Orang tua atau pun kita hanya bisa memberikan kabar lewat via telefon. Itu pun, kadang orang tua ingin sekali memberikan kabar ke anaknya, tetapi sisi lain orang tua berfikir takut akan menggangu waktu belajar anaknya. Yang tadinya rindu, kangen, pengen dengar suara anaknya dan  ingin sekali memberikan kabar akhirnya dihentikan, dan mereka hanya berdoa yang terbaik buat anaknya.
      Apa lagi, orang tua yang mengijinkan anak perempuanya untuk berpisah dari mereka guna melaksanakan pendidikan ketingkat selanjutnya. Wajah, raut muka orang tua memang keliat baik-baik saja, akan tetapi batin mereka tersiksa, karena akan melepaskan putrinya, apalagi bagi seorang ayah, yang selalu memandang anak perempuanya sebagai putri kecilnya walaupun anaknya sudah dewasa.
Ridho Allah tergantung ridho orang tua
murkanya Allah tergantung murka keduanya.
( HR. Thabrani)
Â
