Mohon tunggu...
Endah Lestariati
Endah Lestariati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang banci kolam [renang] yang sedang butuh vitamin K; Kamuuuuuuuuuu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Days of Future Past, Limitnya Batas antara Masa Lalu dan Masa Depan

23 Mei 2014   21:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak dapet 'bocoran' di sela credit titled-nya The Amazing Spiderman 2, rasanya udah nggak sabar nunggu tayang X-Men di XXI. Saya nekat membatalkan schedule berenang sepulang kantor dan ngekor temen menuju biskop, absolutely dengan tentengan property berenang yang super nggak iya banget dan tetep mesti dibawa sampek dalem theatre. Pengorbanannya adalah kudu nahan woles di antara tatapan aneh para pemirsa sebiskop raya. #jualderita

Iya sih, jumlah karakter superhero X-men ini emang sebanyak-banyak dosa firaun yang kadang bikin kita 'males' buat pedekatein satu-satu. Apalagi kalau didukung sama masa lalu kelam yang kadung nggak ngikutin sekuelnya. Tapi percayalah, Days of Future Past ini cukup bersahabat buat bikin awam-ers mudah mencerna dan dijamin nge-blend asik macem temen minum kupi sama 'para anak didik' professor X ini.

Wolvorine/ Logan (diperankan mas Huge Jackman yang peluk-able as his name-halah!), tokoh sentral yang memang lebih sering diorbitkan karna fans-nya selalu ngantri macem audisi idol, dengan kekuatan time travel Kitty Pride, jiwanya dikirim ke masa lalu di tahun 1973 demi sebuah misi penyelamatan untuk masa depan, karena hanya tubuh mudanya yang mampu melewati proses perpindahan waktu. Logan harus menemui Charles/ Professor Xavier muda (James McAvoy) yang terimbas musim galau, meyakinkannya untuk dapat mengendalikan Mystique/ Raven (Jennifer Lawrence), menggagalkan rencana si mutan gen unik ini membunuh Dr Trusk (Peter Dinklage); seorang ilmuan yang berhasil mengembangkan sentinel; makhluk penghancur mutan di masa depan. Di pengembaraan setting 1973 ini, Logan juga bertemu dengan versi muda Beast/ Hank (Nicholas Hoult), harus membebaskan Erick/ Magneto (Michael Fassbender) yang kala itu sedang menjalani masa tahanan karena dituduh membunuh presiden. Dibantu oleh Quicksilver (Evan Peters), dengan kekuatan super cepatnya, Trio Logan-Charles-Hank pun berhasil menyusup penjara khusus yang berada pada level 100 lantai di bawah Pentagon. Itu seratus lantai basement yaaa, jadi butuh pompa macem apa buat ngalirin air limbah buat sampai di titik ±0.00 #naluriarsitek.

Dan sejagad alam biskop raya udah pasti setuju sama saya kalau adegan paling menghibur adalah scene slow motion aksi Quicksilver ketika para jagoan X-men kita battle dengan pengawal tahanan. Detail, bening, kreatif, dan menuai tawa panjang pemirsa hingga beberapa jeda detik. Kocak banget banget! Lalu adegan baku hantam antar jagoan kita pun terkadang tidak dapat dihindarkan, Raven yang sepertinya punya bakat bengal dan kekeuh begitu susah dikendalikan mesti kelahi sama Beast, Charles dan Erick yang secara analisa abal-abal saya sedikit terlibat cinta segitiga sama Mystique (halah!), atau duel yang agak heboh di depan khalayak antara Wolvorine dan Magneto. Detail action's scenes yang udah pasti keren jaminannya.

Sementara pengejaran Sentinel terhadap para jagoan mutan kita di masa depan terasa limit diujung tombak dan depend on keberhasilan misi pengutusan Logan ke masa lalu. Baku hantam dan pertahanan habis-habisan oleh tokoh-tokoh X-men seperti Storm (Halle Berry), Blink (Fan Bingbing), Magneto (Ian McKellen) dan tentu saja si Kitty Pride (Ellen Page) yang tetap mencoba mempertahankan eksistensi jiwa Logan berada pada tahun 1973 (dan sederet tokoh mutan lain yang saya ndak apal dan siap menjalin persatuan dan kesatuan untuk melawan Sentinel). Melewati 'lorong waktu' yang diciptakan Kitty Pride dengan media pikiran Logan ini pun telah berhasil mempertemukan Charles versi masa lalu dengan masa depannya, membuatnya lebih mantap untuk menentukan arah hidup, mempersatukan para mutan dan membimbingnya.

Hikmahnya nonton film garapan sutradara Bryan Singer ini ngingetin pemirsa kalau masa depan selalu kita sendiri yang tentukan, ya ndak berarti mesti semacem balikan sama mantan ato mesti galau ngeliatin spion melulu sih yaa.. #ehh. Para jagoan ini meyakinkan kita tentang harapan yang selalu ada, tentang kehidupan lebih baik yang harus dicapai. Banyak kata-kata bijak yang bertebaran sepanjang film. Keren-able gitu. Sayangnya saya ndak punya sedikit kemampuan Quicksilver untuk nyatetin satu-satu. So, ndak usah nunggu diajak gebetan, buruan starter onta kamu menuju biskop!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun