Mohon tunggu...
Muhammad Hambali
Muhammad Hambali Mohon Tunggu... Dosen - Writing rhythms of the universe.

Philosophy, Culture, Philology, and Wisdom.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kyai Eceran

30 Januari 2020   14:36 Diperbarui: 30 Januari 2020   14:39 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di desa Kalimosodo ada seorang laki-laki muda yang sangat masyhur akan kealimannya. Secara tidak langsung masyarakat memanggilnya dengan sebutan Kyai. ia seringkali diundang oleh masyarakat untuk mengisi pengajian dengan tema-tema yang beragam. Masyarakat Kalimosodo merasa beruntung karena di desanya masih ada penerus untuk dijadikan pedoman dalam menjalankan syariat agamanya.

Bukan hanya pengajian di luar saja, kediaman Kyai muda itu setiap harinya ramai didatangi orang untuk memecahkan masing-masing masalahnya. Seperti kebiasaan orang kampung pada umumnya, bahwa mengunjungi seorang Kyai tidak sempurna tanpa membawa katakanlah semacam bingkisan ataupun yang mainstrean berupa amplop berisikan uang-uang lembaran.

Suatu hari, salah seorang warga bertamu kepada Kyai itu dengan membawa permasalahan agama yang ia alami. Setelah cukup lama menanti, Kyai muda itu keluar menemuinya dengan kostum yang serba putih dan wanginya sangat kuat. Tamu yang datang itu membawa suatu pertanyaan terkait agama. Asiklah mereka berdua berbincang ilmu di serambi depan. Sebelum Kyai itu menjawab pertanyaan, ia pamit ke belakang sebentar. Tamu pun menunggunya sambil menyantap jajanan yang dihidangkan.

Beberapa menit kemudian Kyai itu keluar lalu ceplas ceplos menjawab pertanyaan tamu itu dengan begitu detailnya. Tamu yang membawa banyak bingkisan itu merasa puas dan saat pamit pulang masih sempat menyelipkan amplop di tangan lembut Kyai itu. Begitulah seterusnya sehingga tamu yang berdatangan ke rumah Kyai itu semakin lama semakin ramai.

Musim hujan di desa Kalimosodo tiba, tidak biasanya desa Kalimosodo ini dilanda banjir mungkin karena derasnya atau mungkin karena saluran irigasinya. Ditambah pula angin puting beliung yang menyebabkan beberapa fasilitas desa mengalami kerusakan parah. Berhari-hari desa itu mengalami pemadaman listrik. 

Mengalami hal itu, Kyai pun untuk sementara waktu menutup rapat-rapat rumahnya dari para tamu. Tidak sedikit tamu yang berdatangan akhirnya pulang dengan sia-sia. Entahlah apa sebenarnya yang menimpa Kyai muda itu. Kalau dilihat dari luar, rumahnya tidak mengalami kerusakan dan tidak ada tanda-tanda yang membahayakan nyawa sedikitpun. Hanya saja listrik beberapa hari mati dan saluran internet ke rumah beliaupun tentu tidak bisa difungsikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun