Mohon tunggu...
Muhammad Syawal Djamil
Muhammad Syawal Djamil Mohon Tunggu... Guru - Penikmat Kopi Sanger.

Meminati Isu-isu Politik, Pendidikan dan Sosial Budaya Masyarakat. Tulisan-tulisan lainnya bisa diakses di: https://emsyawall.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain Sebelum Belajar

23 Mei 2019   11:21 Diperbarui: 23 Mei 2019   14:07 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagi Anda, khususnya yang berkecimpung di bidang pendidikan, konsep "bermain sambil belajar" dan "belajar sambil bermain" merupakan hal yang sudah tak asing Anda dengar, dan saya yakin Anda sudah tahu pula di tingkatan sekolah mana model pembelajaran tersebut sering digaungkan untuk diaplikasikan. Namun, untuk konsep yang satu ini, "bermain sebelum belajar" saya yakin masih asing di telinga Anda.

Ya, bermain sebelum belajar merupakan konsep baru yang tentunya perlu direnungi dan dipahami oleh siapa saja yang berkecimpung di bidang pendidikan sebagai suatu alternatif penunjang keektifan proses belajar dan mengajar di kelas. Kenapa? Karena konsep ini menawarkan sesuatu yang memang cocok dan disukai oleh pembelajar (siswa).

Nah, bagi kita (guru) yang mengajar di Sekolah manapun itu, sudah menjadi semacam keharusan dan oleh manajemen sekolah, kita  selalu dituntut untuk menampilkan model pembelajaran terbaik dan disukai oleh siswa. Dan sudah barang tentu, salah satu jalan yang kita tempuh tempuh yakni dengan cara bermain sebelum belajar.

Bermain sebelum belajar terbukti sangat efektif dalam membangkitkan atau menstimulan mood siswa untuk menerima dan meresapi materi belajar di kelas. Dalam konteks bermain tersebut, boleh saja kita (guru) yang memandunya atau dipandu sendiri oleh salah satu orang dari siswa.

Namun demikian, bukan pula berarti jika memiliki jam pelajaran sebanyak 90 menit kita menghabiskan semuanya untuk bermain. Guru bisa me-manage waktu dengan seefektif mungkin untuk porsi bermainnya,   supaya tidak membuat nilai proses belajar ternafikan oleh "keasyikan" bermain. Sebagai contohnya, misal, kita menggunakan 15 persen atau 20 persennya saja dari durasi jam pembelajaran digunakan untuk bermain. Jadi kalau 90 menit jam pelajaran normal, maka dapatlah digunakan untuk bermain kurang lebih 10 menit.

Dengan demikian, bagi Anda-anda yang berprofesi sebagai guru, yang selama ini sering mendapati suasana kelas di mana siswanya terlihat bosan dan pemahaman materinya juga didapati kurang, saya pikir Anda perlu mencoba dan mengaplikasikan konsep yang satu ini, yakni bermain sebelum belajar. Saya juga sangat yakin, konsep ini akan menjadi suatu terobosan baru yang bakal membuat kegiatan pembelajaran di kelas Anda berlangsung  santai dan tidak terlalu kaku, tentunya menyenangkan. #nyanban

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun