Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pak Jokowi, Lebih Baik Panggil Kompasianer Untuk Vaksin Daripada Artis

14 Januari 2021   20:22 Diperbarui: 14 Januari 2021   20:38 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (dok.infopresiden.com)

Banyak kecaman dilontarkan kepada Raffi Ahmad, artis milenial yang tajir dan kondang. Pasalnya, si Raffi menyebarkan foto kongkow bersama istri dan teman-temannya setelah divaksin. Dalam foto itu, mereka tampak tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. Meski pun telah diklarifikasi oleh Raffi Ahmad melalui instagramnya, seharusnya ini menjadi catatan bagi pihak istana.

Raffi Ahmad dipanggil untuk mendapatkan vaksin dengan beberapa pertimbangan. Ia adalah pesohor yang memiliki ribuan pengikut. Selain itu, ia dianggap mewakili kaum milenial. Istana mengira dia adalah influencer yang tepat untuk mengajak masyarakat agar mau divaksin. Pilihan yang tidak didasari pemahaman terhadap karakter Raffi Ahmad sebagai seorang artis. Istana dalam hal ini melakukan kesalahan.

Kelemahan artis adalah senang berhura-hura, terutama artis yang sudah berpenghasilan tinggi. Mereka cenderung akan menganggap remeh pemberian vaksin ini. Toh kalau sakit, pasti ada biaya untuk berobat. Lalu, mereka pun tidak mengindahkan larangan dari pemerintah agar tidak bepergian, kumpul-kumpul, bahkan berbelanja. Mereka tidak sensitif terhadap keadaan, justru bangga memamerkan apa yang mereka lakukan.

Maaf jika saya menganggap empati artis sangat tipis. Memang tidak semua artis begitu, tapi artis yang kecerdasannya sudah terkikis oleh kemewahan. Karena kalau masih cerdas, mereka akan segera tanggap, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan setelah mendapat vaksin. Saya malah ragu, apakah mereka mengerti betul mengenai Covid 19 dan seberapa pentingnya vaksin untuk memberantas penyakit itu.

Maka saya mengimbau kepada Pak Jokowi selaku Presiden, kenapa hanya artis yang dipertimbangkan? Lebih baik Pak Jokowi memanggil penulis untuk mendapatkan vaksin, terutama kami para kompasianer. Apakah bapak lupa ketika mengundang kami makan siang di Istana, Desember 2015? Kami adalah influencer terbaik yang bisa bapak dapatkan.

Beberapa kelebihan Kompasianer sebagai penulis:

1. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang Covid 19. Rerata penulis, selalu membaca informasi yang dibutuhkan sebagai dasar untuk menulis. Karena itu kami tidak menulis sembarangan, berdasarkan data dan fakta. Kami akan mencari tahu, cek dan ricek untuk setiap artikel yang akan dituliskan. Berbeda dengan artis, yang punya banyak waktu untuk kongkow tapi tidak punya waktu untuk membaca.

2. Kami memiliki tanggungjawab. Sebagaimana kami bertanggungjawab terhadap setiap tulisan, maka kami juga bertanggungjawab terhadap pemberian vaksin. Jika kami mendapat panggilan dari Presiden untuk divaksin, tentu kami harus tahu apa yang dilakukan sebelum dan sesudahnya. Kami tahu amanat di balik pemberian vaksin tersebut. Tentu kami berhati-hati agar tidak terjadi blunder dalam setiap langkah dan tulisan kami.

3. Kami akan menyebarkan nilai positif vaksin melalui tulisan. Secara otomatis, sebagai penulis pasti kami akan menuliskannya. Setidaknya kami akan membuat laporan di Kompasiana dan platform blog atau website lainnya. Tanpa diminta, kami akan menyebarkannya melalui media sosial dan lembaga-lembaga di mana kami turut berperan serta. Dan ini lebih efektif karena kami bisa menjangkau masyarakat hingga ke akar rumput.

4. Tidak hanya berhenti di tulisan, kami akan terus memantau perkembangan vaksin ini. Terutama bagaimana vaksin ini bekerja di dalam tubuh hingga mencapai hasil yang diharapkan. Ibaratnya, ada laporan berkala yang akan kami sampaikan.

Demikianlah Pak Jokowi, saya mengajukan pandangan ini agar dipertimbangkan. Hal ini bukan disebabkan oleh rasa iri hati, tetapi karena kami sangat peduli terhadap bangsa dan negara ini. Kami menginginkan yang terbaik untuk Indonesia tercinta.

Salam hangat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun