Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

5 Kesalahan Arab Saudi dalam Kasus Jamal Khashoggi

22 Oktober 2018   13:25 Diperbarui: 22 Oktober 2018   13:36 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putra Mahkota Muhammed bin Salman (dok.mee.net)

Arab Saudi seperti 'belingsatan' dalam menangani kasus Jamal Khashoggi. Bagaikan tikus yang terjepit berusaha menggigit kesana kemari. Keputusan dan tindakan berdasarkan perintah dari yang mulia Putra Mahkota Pangeran Muhammed bin Salman tanpa pertimbangan yang matang.

Hal itu disebabkan karena Putra Mahkota Arab Saudi,sebagai orang yang terindikasi  berada di balik pembunuhan jurnalis terkenal Jamal Khashoggi. Betapa pun Muhammed bin Salman  keras berusaha menutupi jejak ke arahnya , tetapi apa yang telah dilakukan malah  menegaskan keterlibatannya.

Perilaku Putra Mahkota menunjukkan bahwa dia masih percaya berada dalam posisi aman. Mungkin dia yakin akan perlindungan Amerika Serikat karena telah membayar 'uang preman' senilai milyaran Dolar. Padahal kasus ini sudah menjadi urusan internasional.

Semua mata tertuju kepada Putra Mahkota. Semua tuduhan mengarah pada Muhammed bin Salman. Boleh saja dia menjalankan monarki sesukanya, tetapi seharusnya tidak mengabaikan hukum-hukum internasional.

Berikut ini 5 kesalahan yang dilakukan oleh kerajaan Arab Saudi yang dikendalikan Putra Mahkota, dalam kasus Jamal Khashoggi.

1. Mengutus 15 orang Arab Saudi yang datang langsung dari Arab Saudi dengan tujuan khusus 'menangani' Jamal Khashoggi. Mereka datang dan pergi pada hari yang sama, dengan pesawat jet yang telah dikenali.  Kalau ingin tersamarkan, seharusnya para eksekutor tersebut menggunakan pesawat komersil dan datang tidak bersamaan.

7 orang di antara eksekutor tersebut telah diketahui sebagai pengawal Muhammed bin Salman dan salah satunya adalah ahli forensik. Kalau Muhammed bin Salman lebih hati-hati, ia seharusnya mengutus pembunuh bayaran, bukan mengutus para pengawalnya sendiri.

Mengapa bisa begitu? Apakah Putra Mahkota adalah orang yang bodoh? Bukan. Tetapi dia terlalu bernafsu melenyapkan Jamal Khashoggi. Muhammed bin Salman sudah lama menyimpan dendam dan ingin melenyapkan jurnalis itu karena selalu mengungkap boroknya. 

2. Konsulat baru diperbolehkan untuk diselidiki aparat setelah 10 hari sejak menghilangnya Jamal Khashoggi.  Jika memang tidak ada keterlibatan  kerajaan dalam hal ini, seharusnya dari sejak dilaporkan hilang, konsulat membuka diri untuk dilakukan pemeriksaan oleh aparat berwenang Turki.

Penolakan konsulat memberi kesan adanya usaha menutupi peristiwa yang terjadi. Hal itu justru mengundang kecurigaan lebih dalam. Mengapa butuh waktu selama itu untuk memberi kesempatan kepada aparat memasuki gedung konsulat.

Konsul Arab Saudi juga menghindar dari pemeriksaan. Apakah dia harus berkonsolidasi dulu dengan Putra Mahkota? jelas dia harus tunduk pada perintah kerajaan dalam masalah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun