Salah satu kelebihan bangsa Indonesia adalah terdiri dari berbagai suku bangsa. Dengan wilayah yang begitu luas dari Sabang sampai Merauke, maka Indonesia termasuk negara yang berpenduduk terbanyak di dunia setelah China dan India.
 Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 250 juta orang, maka ada berbagai tingkatan sosial dan golongan. Ada milyader dengan kekayaan berlimpah dan ada pula yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kehidupan yang layak. Siapapun yang memimpin pemerintahan di negeri ini, haruslah bisa mengayomi setiap warga negara tanpa kecuali.
Perbedaan tingkat perekonomian bisa menjadi sangat menyolok, baik di kota-kota besar maupun di kampung. Namun semua memiliki cara masing-masing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan berdampingan secara damai. Setiap golongan sosial mempunyai kebutuhan yang berbeda disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sembako juga berbeda. Ada yang mampu menyediakan makanan yang mahal dan mewah, ada pula yang hanya sekedar nasi dengan lauk sederhana. Contoh lain adalah penggunaan BBM di lingkungan keluarga atau lingkungan tempat tinggal.
Anak-anakmuda
Para pemuda pada dasarnya memiliki pola hidup yang mirip. Mereka senang bergaya untuk menarik perhatian siapa saja. Salah satu alat untuk bergaya adalah memiliki kendaraan bermotor. Bagi mereka yang mampu, tentu mempunyai kendaraan roda empat. Sedangkan yang pas-pasan, cukup dengan roda dua, itupun masih terbagi lagi dengan jenis kendaraannya.
Umpamanya keponakan-keponakan dari kakak saya yang tinggal berdekatan. Salah seorang kakak hidup dalam tingkat perekonomian yang lebih baik. Â Anak-anaknya dibelikan satu motor satu orang. Anak tertua, keponakan laki-laki, sebutlah si A, motornya paling bagus, Honda Vixion.
Sementara salah satu kakak saya hidup dalam tingkat perekonomian yang pas-pasan. Dengan dua anak laki-laki yang juga butuh eksis dalam pergaulan. Mereka juga dibelikan motor, bedanya adalah motor itu motor seken yang murah. Entah tahun berapa keluarnya, saya tidak begitu memerhatikan.
Tentu saja dalam merawat motor keponakan-keponakan saya berbeda, sesuai dengan motor yang dimilikinya. Keponakan yang memiliki motor bagus, rajin membawa motornya ke bengkel secara berkala, antara lain untuk turun mesin, ganti oli, dsb. Bahkan dia juga mencucinya di tempat pencucian motor.
Dalam persoalan mengisi bahan bakar, keponakan saya itu juga tidak sembarangan. Pernah ketika saya membonceng motornya, saya perhatikan dia mengisi dengan Pertamax. Lantas saya bertanya kepadanya.
"Apa selalu diisi dengan Pertamax?"Â
"Iyalah, Tante. Jenis motor ini harus pakai Pertamax. Kalau diisi dengan bensin biasa, nanti mesinnya cepat rusak," jawabnya.