Membangun  bisnis memang  gampang-gampang susah. Namun jika gagal, maka itu  menjadi  pelajaran  berharga untuk memulai kembali. Begitulah yang  dilakukan oleh  pengusaha  sepatu dari Bogor, Kang Demo. Produksi sepatu  yang bermerek  Lazara  berhasil meraih omset 300 juta perbulan hanya  dalam waktu tiga  tahun.
Pertama kali, Kang Demo  membangun bisnis Morantel  dengan modal pinjaman atau hutang. Usaha itu memang menjadi besar,  tetapi hutangnya juga semakin besar. Kang Demo menilai usaha itu tidak  membawa berkah. Menyadari hal itu, dia segera memilih create sistem di Morantel untuk membuat Morantel Autopilot dan mampu membayar hutangnya secara mandiri.
Morantel adalah toko ritel dengan konsep one stop shopping pada tahun 2006. Ada 10 toko online dan 30 outlet mitra yang tergabung   di sana.  Kang Demo mendapatkan mitra dari mendatangi toko-toko yang   lokasinya paling strategis, atau disebut sarang semut.  Bentuk   kerjasamanya konsinyasi.
" Plusnya kami berikan branding gratis dan  properti yang mendukung penjualan," kata Kang Demo.
Di sisi lain, Kang Demo juga membuka usaha workshop untuk usaha sampingan.  Kang Demo adalah team produksi untuk brand sepatu  Yongki Komaladi.  Ternyata selama ini Yongki Komaladi  tidak  mempunyai  pabrik, melainkan mendapatkan pasokan dari produsen sepatu  UMKM. Kang  Demo yang memberikan desain dan bahan bakunya. Setelah  disetujui, maka  sepatu diproduksi.
Seiring dengan  perkembangannya, bisnis  Morantel  semakin surut. Kang Demo harus  memikirkan untuk hijrah ke  bisnis lain  agar bisa bertahan. Apalagi ia  juga harus merawat mertuanya  yang sudah  sepuh. Berbekal pengalamannya  menjadi mitra Yongki  Komaladi, ia memulai bisnis sepatu sendiri. Lepas  dari brand yang cukup  terkenal itu, ia  membuat merek sendiri dengan  nama Lazara.
Rahasia Sukses Lazara
Kang   Demo  tak segan-segan untuk belajar dari seorang teman yang telah   berpengalaman dan sukses dalam bisnis fashion berupa produksi tas. Teman  itu memasarkan produk tas-tasnya melalui jaringan online atau internet.  Bisnisnya berkembang pesat dalam waktu yang cukup singkat.
 Teman  itu memberi nasihat,"Kalau mau bisnis online, pastikan  produksinya tak  terbatas".
 Nah,  kebetulan di wilayah tempat tinggalnya,  Ciomas, ada  modal yang tak  terbatas, SDM dan bahan baku sepatu. Penduduk Ciomas banyak yang putus  sekolah atau tak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena  faktor ekonomi. Mereka adalah Sumber Daya Manusia yang tersedia.  Sedangkan bahan baku sepatu, terdapat pula pabrik-pabrik dan home  industri yang menghasilkan bahan baku untuk sepatu.
Lazara didirikan  pada tahun 2014 dengan modal 3 juta Rupiah pada bulan  pertama.  Lalu  ada tambahan modal pada bulan keempat sebesar 40 juta. Modal itu  memacu  produksi hingga pada bulan ketujuh, sudah mampu  meraih omset  lebih  dari  300 juta perbulan. Bukan main, tidak perlu  waktu lama untuk  balik  modal, bahkan langsung memberikan untung besar.