Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Uni Eropa Menolak Keanggotaan Turki

2 Oktober 2017   17:16 Diperbarui: 2 Oktober 2017   17:20 11686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Turki, Erdogan (dok.AK Parti)

Sampai sekarang, permintaan Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa belum dikabulkan.  Tampak jelas bahwa Eropa Barat sangat berkebaratan jika Turki menjadi bagian dari mereka. Meski separuh kota Istanbul berada di ujung Eropa, tidak serta merta membuat negara-negara Eropa bersedia menerima Turki.

Selain secara geografis Turki bisa dimasukkan ke wilayah Eropa Barat, secara ekonomi Turki juga memiliki keunggulan. Dalam dasawarsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Turki melesat drastis. Turki telah dikategorikan sebagai negara maju, melebihi negara-negara Islam lainnya. Bahkan telah mengalahkan beberapa negara Eropa Barat.

Namun mengapa Uni Eropa berkeras menolak Turki? Ini beberapa kemungkinannya:

1. Pengungsi. Turki dikelilingi negara-negara konflik. Setiap hari ada eksodus penduduk dari wilayah konflik melalui Turki. Ada yang ingin menetap di Turki, tetapi ada juga yang ingin pindah ke negara-negara Eropa. Banyaknya arus pengungsi ini  menguatirkan negara-negara tersebut karena bisa mengganggu stabilitas ekonomi mereka. Apalagi beberapa negara dalam indikasi bangkrut. Mereka tidak ingin mengambil resiko mengguncangkan perekonomian penduduknya sendiri.

2. Terorisme. Ini alasan klasik negara-negara Eropa. Markas ISIS yang berada di Suriah, dekat dengan Turki. ISIS merekrut teroris dari seluruh penjuru dunia. Tetapi kecurigaan negara-negara Eropa, lebih tertuju pada negara-negara Islam. Karena itu Turki dianggap salah satu pintu masuknya teroris ke Eropa.

3. Penyebaran agama Islam. Perkembangan pemeluk agama Islam meningkat secara signifikan di Eropa. Meski kaum ortodoks atau pun yang masih fanatik dan memercayai perang Salib berusaha meredam penyebaran agama Islam, justru semakin kuat menyebar, terutama di kalangan ilmuwan dan generasi muda. Jika Turki menjadi anggota Uni Eropa, dan satu-satunya negara Islam yang menjadi anggota, dikuatirkan akan menambah dorongan pesatnya pertumbuhan pemeluk agama Islam.

4. Ekonomi. Negara-negara Eropa tidak memungkiri bahwa Turki mampu membawa kemajuan luar biasa dari sisi ekonomi. Justru karena itu, mereka takut bersaing dengan Turki. Jika Turki menjadi anggota, bisa saja justru lebih menguntungkan Turki daripada Eropa. Misalnya  dari segi pariwisata. Para turis Eropa sangat tertarik untuk menjelajah Turki. Sedangkan orang Turki belum tentu memiliki keinginan yang sama.

5. Eropa adalah sekutu AS dan Inggris. Bagaimanapun negara-negara Barat cenderung membela dan mendukung kebijakan AS dan Inggris. Dan tidak ada dalam kamus mereka bahwa ada negara Islam yang boleh sejajar dengan mereka. AS dan sekutunya hanya ingin berkuasa di dunia. Jika Turki dibiarkan menjadi bagian Uni Eropa, maka negara itu akan menjadi lebih kuat dan mengancam eksistensi mereka.

Turki melepas keinginan menjadi anggota Uni Eropa

Bosan dan kesal menunggu keputusan Uni Eropa, Turki tidak ingin statusnya terkatung-katung. Turki memutuskan tidak lagi ingin menjadi anggota Uni Eropa. Hal ini ditegaskan oleh Presiden Turki, Erdogan pada sidang parlemen hari  Minggu kemarin (1/10/2017). Erdogan menyayangkan gagalnya kerjasama yang ditawarkan Turki.

"Kenyataannya, kita tidak lagi membutuhkan keanggotaan Uni Eropa. Padahal, jika Uni Eropa ingin melakukan lompatan ke depan hanya dengan satu cara, yaitu memberi keanggotaan pada Turki untuk ekspansi  ekonomi dan budaya. Turki akan dengan senang hati memberi kontribusi pada kawasan ini," tandas Erdogan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun