Mohon tunggu...
MH NOORIS
MH NOORIS Mohon Tunggu... Insinyur - Sampai Kau Bisa

Karyawan biasa yang menggemari sepakbola, sedang dan terus belajar berwirausaha.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Didier Des"Champions", Key Master Prancis Juara Dunia 2018

16 Juli 2018   10:24 Diperbarui: 16 Juli 2018   10:31 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: UEFA Nations League (@UEFAEURO)

Tim Nasional Prancis akhirnya tampil sebagai Juara Piala Dunia 2018, setelah mengandaskan perlawanan Kroasia di partai final dengan skor 4-2. Ini adalah kali kedua mereka merengkuh gelar juara dunia setelah gelar pertama mereka raih pada Piala Dunia 1998 di kandang sendiri. Berbekal materi pemain yang berkualitas di semua lini mereka tampil efektif di turnamen kali ini. 

Squad Prancis di Piala Dunia kali ini adalah perpaduan pemain senior dan pemain muda. Di posisi starting eleven barisan pemain senior diisi oleh Olivier Giroud, , Hugo Lloris, Blaise Matuidi, Antoine Griezman, N'Golo Kante, Paul Pogba dan beberapa nama tenar lainnya. Sedangkan barisan pemain muda diisi oleh Kyllian Mbappe, Samuel Umtiti, Raphael Varane, Benjamin Pavard dan Lucas Hernandez. Kemudian di bench cadangan sejumlah nama tenar siap melapis kekuatan tim Prancis, mulai Steve Mandanda, Adil Rami, Mendy, Steve N'Zonzi, Nabil Fekir dan Tolisso. Itu adalah nama-nama pemain dengan jaminan kualitas wahid yang selama ini menjadi andalan sejumlah klub elit Eropa. 

Dan yang paling penting adalah sang juru "racik" strategi, Didier Deschamp, mantan kapten tim nasional Prancis yang sukses memberikan gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Dia lah "Key Master"kesuksesan Prancis meraih gelar Piala Dunia 2018.. 

Mulai membesut timnas Prancis dari Piala Dunia 2014, kemudian Euro 2016 dan akhirnya sukses membawa Prancis juara di Piala Dunia 2018. Dari awal menangani Prancis, Deschamp terlihat yakin dengan ide, konsep dan strategi permainan yang akan dikembangkan. 

Di Brazil 2014, Prancis memang hanya mencapai babak perempat final, tetapi mereka tampil sangat baik dan hanya kalah tipis 0-1 dari Jerman yang akhirnya jadi juara. Kemudian diketika tampil di depan publik sendiri apada gelaran Euro 2016, mereka tampil atraktif dan mencetak banyak gol tetapi kalah tipis 0-1 dari Portugal di partai final.

Dari gelaran 2 turnamen besar selama ditangani oleh Deschamp, Prancis banyak belajar, berbenah dan semakin tahu apa yang harus dilakukan ununtuk meraih gelar juara. Tampil atraktif dengan bermain terbuka dan mencetak banyak gol bukanlah jaminan untuk bisa menjadi juara. Euro 2016 telah memberikan pelajaran dan pengalaman berharga akan hal tersebut. 

Seperti yang dikatakan oleh rekan setimnya di timnas Prancis, Marcell Desailly, dikatakan bahwa Deschamp adalah seorang pemimpin, bahkan ketika dia masih remaja. Desailly tahu persis karakter sahabatnya itu karena bermain bersamanya mulai dari tim junior Prancis sampai dengan meraih gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. 

Hal itulah yang ditunjukkan oleh Deschamp selama menangani timnas Prancis, dia berani membuat keputusan-keputusan besar yang banyak diperdebatkan, seperti menyingkirkan Karim Benzema, mencoret striker top Arsenal, Alexander Lacazette dan terakhir adalah memberi kepercayaan penuh kepada pemain muda Benjamin Pavard untuk mengisi sisi kanan pertahanan dan lebih memilih pemain remaja potensial Kyllian Mbappe untuk menemani Griezman dan Giruoud di sektor depan tim Prancis. 

Hal itu menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemimpin besar dan memiliki otoritas penuh terhadap timnya. Di awal turnamen, Prancis seperti tampil kurang meyakinkan, tetapi dia tahu betul akan potensi timnya dan tetap percaya diri hingga akhirnya lolos sebagai juara grup di babak penyisihan. Memasuki babak knock out, kematangan Prancsi semakin terlihat ketika harus menghadapi tantangan besar dengan melawan tim hebat Argentina dan Lionell Messi-nya. 

Prancis tampil solid dan menang tipis 4-3. Masuk ke perempat final, lawan hebat kembali menghadang, Uruguay yang tampil hebat sampai babak 16 besar berhasil dikalahkan dengan skor meyakinkan 2-0. 

Di babak semifinal, kembali kematangan Prancis diuji oleh Belgia, tim yang tampil fantastis sepanjang turnamen, lagi-lagi Prancis tampil efektif dan menang 1-0. Dan puncaknya adalah ketika mereka tampil solid dan efektif mengalahkan Kroasia di partai final dengan skor 4-2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun